SportFEAT.com - Paolo Ciabatti kapok bertitah team order lagi di Ducati pada musim ini, mereka tak mau melakukannya lagi meski harus dibayar mahal dengan kegagalan juara dunia.
Team order memang bisa jadi jalan alternatif bagi Ducati untuk menggusur Fabio Quartararo di musim ini.
Bisa saja pabrikan Italia itu meminta Jack Miller atau Bagnaia saling membantu, memprioritaskan siapa yang paling berpotensi menikung perburuan gelar juara dunia milik Quartararo yang sangat konsisten di awal musim.
Namun demikian, Manajer Tim Ducati Paolo Ciabatti mengklaim bahwa tim mereka sudah kapok dengan memberi titah team order.
Baca Juga: Sudah Terbantu di Indonesia, Asa Fabio Quartararo Rebut Gelar Juara Dunia 2 Kali Terancam Bom Waktu
Latar belakang Paolo Ciabatti enggan memerintahkan team order Ducati di MotoGP 2022 tidak lepas dari bayang-bayang masa lalu.
Paolo Ciabatti rupanya masih terngiang dengan blunder fatal di MotoGP Argentina 2016, antara Andrea Iannone dan Andrea Dovizioso.
Dua pembalap yang saat itu sama-sama membela Si Merah Borgo Panigale itu sejatinya nyaris mendapatkan podium dua dan tiga.
Namun pesta podium itu rusak akibat kesalahan Iannone yang menyalip Dovizioso secara ekstrem dan berakhir crash.
"Kami tidak suka team order, kami hanya bisa mempertimbangkannya jika dibutuhkan pada balapan terakhir," kata Paolo Ciabatti dikutip Sportfeat dari Paddock GP.
Baca Juga: Rookie Yamaha Siap Terbuang, Pol Espargaro Ternyata Masih Abu-abu Balikan dengan KTM
"Kami hanya akan memperingatkan pembalap kami untuk tidak bertindak esktrem terhadap rekan setim."
"Kami masih ingat insiden Dovizioso dan Iannone beberapa tahun lalu di Argentina, dan kami tidak ingin hal itu terjadi lagi," kata Ciabatti.
Saat ini Francesco Bagnaia menjadi pembalap terbaik Ducati yang nangkring di peringkat empat klasemen MotoGP 2022.
Jika mau memerintahkan team order, bisa saja hal itu dimulai di MotoGP Inggris 2022 pada Agustus mendatang dengan memanfaatkan Jack Miller.
Namun dengan ketegasan Ciabatti soal menolak team order, artinya Ducati masih percaya diri mampu mencuri gelar dengan tanpa adanya intervensi tim dan murni karena kehebatan pembalap mereka.
Di lain sisi keputusan itu juga mengandung risiko besar.
Menimbang kebiasaan Ducati yang sebelumnya 'hobi' melakukan team order, lalu sekarang mengaku kapok, artinya mereka juga siap membayar mahal dengan gagal juara dunia lagi.
"Tidak bisa dipungkiri hasil DNF milik Bagnaia di Jerman dan Spanyol cukup membebani," kata Ciabatti percaya diri.
"Tapi kami hanya akan menganggap perebutan gelar tertutup ketika kami sudah tidak punya peluang secara matematis," ucapnya.
Ducati telah lama menahan puasa gelar juara dunia sejak terakhir kali meraihnya pada 15 tahun silam.
Kemenangan terakhir Ducati memperoleh gelar juara dunia terjadi di musim 2007 lewat Casey Stoner.
Musim lalu, peluang itu sebenarnya terbuka lebar ketika Bagnaia mampu mempertipis jarak dengan Fabio Quartararo. Tetapi kesalahan dramatis di seri MotoGP Emilia Romagna 2021 yang terjadi di lap terakhir seketika merusak mimpi indah pabrikan Italia itu.