SportFEAT.COM - Eks pebulu tangkis nomor satu dunia, Lee Chong Wei, kini tengah mengemban misi penyelamatan skuad tunggal putra Malaysia.
Lee Chong Wei telah resmi menggantungkan raketnya pada pertengahan Juni lalu.
Keputusan Lee Chong Wei untuk mengakhiri karier bulu tangkisnya tidak lepas dari aspek kesehatan.
Lee memang diminta tak boleh melakukan aktivitas tinggi -termasuk kompetisi bulu tangkis- setelah menjalani operasi kanker hidung.
Sebab, hal tersebut berpeluang untuk kembali memunculkan resiko kankernya.
Kendati sudah tak lagi menjadi bagian dari tunggal putra Malaysia, Lee rupanya memilih akan tetap menyambangi pelatnas BAM (Badminton Association of Malaysia).
Keputusan peraih tiga medali perak Olimpiade itu untuk hadir di BAM bukan untuk kembali melakukan sesi latihan sebagai pemain.
Melainkan ada misi tertentu.
Baca Juga: Soal Tudingan KPAI terhadap PB Djarum, Rudy Hartono Usul Dilakukan Survei
Baca Juga: Indonesia Kalah 0-3 dari Thailand, Andritany Jadi Sasaran Kritik
Misi tersebut adalah membimbing para tunggal putra Malaysia di kancah bulu tangkis internasional.
Dilansir SportFEAT dari laman The Star, Lee memutuskan akan lebih banyak menghabiskan waktu di BAM demi membagikan pengalamannya kepada salah satu tombak utama tunggal putra Malaysia, Lee Zii Jia.
Sepeninggal Lee Chong Wei, Lee Zii Jia memang menjadi tunggal putra terbaik yang dimiliki Negeri Jiran.
Baca Juga: BWF Tak Pernah Permasalahkan Nama dan Logo Djarum Foundation
"Saya akan mencari waktu untuk membagikan pengalaman saya kepadanya (Lee Zii Jia -red), agar membuatnya kembali ke pola permainannya demi menghadapi kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020," ujar Lee Chong Wei.
Lee Chong Wei menyebut bahwa dia akan hadir di BAM demi membantu para pemain muda.
Apalagi, kini BAM memang bisa di bilang sudah tidak memiliki pemain senior yang bisa dijadikan panutan atau sekadar saling berbagi pengalaman.
Termasuk Goh V Shem/Tan Wee Kiong (ganda putra) dan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (ganda campuran) yang telah memilih jalur profesional alias independen.
"Saya ingin membantu para pemain muda berkembang. Saya akan menghabiskan waktu sekitar 3-4 tahun untuk membimbing mereka," ucap Lee.
"Saya ingin membagi pengetahuan saya dan memotivasi Lee Zii Jia serta pemain lainnya," imbuhnya.
Keputusan Lee Chong Wei memang cukup beralasan. Sebab, Lee Zii Jia sendiri juga baru saja menelan kekalahan mengejutkan pada Chinese Taipei Open 2019.
Datang sebagai juara bertahan dan unggulan keempat, Lee Zii Jia justru kalah dari pemain non-unggulan dari Indonesia, Shesar Hiren Rhustavito, di babak kedua.
Baca Juga: Sebelum Jadi Juara Chinese Taipei Open 2019, Ganda Putri Thailand Sempat Bingung
Namun menurut Lee Chong Wei, kekalahan Lee Zii Jia masih dianggapnya wajar, mengingat padatnya turnamen yang harus diikuti.
"Itu normal, karena dia (Zii JIa -red) bermain banyak turnamen non-stop sejak Januari lalu. mentalnya juga pasti lelah," ucap Lee Chong Wei.
"Saya juga pernah mengalaminya karena seulit untuk terus mempertahankan fokus di setipa turnamen. Dia tak perlu terlalu kecewa tapi dia harus segera belajar dari kekalahan itu,"
"Saya sudah membahas Zii Jia dengan pelatih Hendrawan. Zii Jia hanya perlu istirahat dan mempersiapkan diri menuju China Open 2019 pekan depan.
Baca Juga: An Se-young, Tunggal Putri 17 Tahun yang Kian Menunjukkan Tajinya
Lee Chong Wei berharap setidaknya Lee Zii Jia mampu lolos kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
Akan tetapi, eks tunggal putra nomor satu dunia itupun tak mengelak jika peluang Lee Zii Jia untuk meraih medali cenderung lebih besar pada Olimpiade 2024 di Prancis.
"Dia akan lebih dewasa dan lebih berpengalaman nantinya, Dia akan berusia 25 tahun (pada 2024) dan itu waktu yang tepat untuk mencapai peak performance-nya. Saya juga dulu mulai menanjak di usia tersebut," kata Lee.
"Tahun ini jelas lebih penting bagi para pelatih untuk membimbing Zii Jia. Tetapi, Zii Jia juga mesti sadar untuk melakukan bagiannya," ucap dia lagi.
Source | : | The Star |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |