"Kelihatannya (pelipis) robek, lalu ia dilarikan ke rumah sakit. (Omid) Mendapatkan sembilan jahitan," ujarnya lagi.
Teka-teki tentang siapa oknum yang melakukan tindakan pelemparan pun masih menjadi tanda tanya hingga saat ini.
Baca Juga: Marc Gasol Ukir Rekor Langka Usai Bawa Spanyol Juara FIBA World Cup 2019
Namun, salah satu gelandang Persib, Erwin Ramdani, mengaku sekilas melihat dan mengetahu ciri-ciri sang pelaku.
"Ada orang pakai baju atau jaket abu-abu. Dia menunggu di trotoar sebelah kanan. Saya lihat pas dia lempar dan lari setelah melempar batunya," ujar Erwin Ramdani.
Manajemen Persib tidak bergeming mendapatkan perlakuan kriminalitas ini.
Dalam wawancara terpisah, Direktur Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Teddy Tjahyono, mengatakan bahwa pihaknya berencana melayangkan protes kepada PSSI selaku federasi dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi.
"Kami sudah menyiapkan surat protes ke PT LIB yang menyatakan kejadian ini sudah kelewatan, apalagi sampai membuat pemain terluka," kata Teddy, saat dihubungi wartawan, Minggu (15/9/2019), dilansir SportFEAT.com dari laman Kompas.com.
Baca Juga: Hasil dan Klasemen Liga Spanyol Pekan 4 - Barcelona Diasapi Duo Madrid
Teddy menambahkan, sudah sepatutnya federasi dan operator merespons dengan cepat insiden-insiden tersebut.
Ia menilai salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan edukasi suporter untuk memperbaiki mentalitas mereka.
Adapun pada Senin (16/9/2019), Persib Bandung secara resmi telah melayangkan surat keberatan atas insiden penyerangan bus yang ditumpangi pemain seusai laga Liga 1 2019 melawan Tira-Persikabo.
Melalui nomor surat bernomor 06/DIR-PBB/IX/2019 tanggal 15 September 2019, Persib Bandung menyampaikan empat poin kepada PT LIB.
Baca Juga: Hasil Liga Inggris Pekan Kelima - Mesut Oezil adalah Petaka Arsenal?
Empat butir tersebut disampaikan menggunakan sejumlah foto dan video sebagai bentuk bukti.
Poin pertama adalah, pihak Panitia Pelaksana (Panpel) PS Tira-Persikabo dianggap abai terhadap keamanan dan keselamatan tim Persib, dengan memperbolehkan tim meninggalkan stadion setelah tertahan selama satu jam.
Poin kedua, Persib Bandung menuntut PT LIB dan pihak Panpel Tira-Persikabo untuk melakukan penyelidikan mengenai kaca bus yang pecah dan dua pemain Persib Bandung, Febri Hariyadi serta Omid Nazari, yang menderita luka robek di bagian kepala.
Poin ketiga, Persib Bandung meminta agar PT Liga Indonesia Baru dan PSSI untuk membuat regulasi baru terkait standar keamanan dan keselamatan tim selama rangkaian laga.
Poin keempat, Persib Bandung meminta agar permusuhan dalam sepak bola Indonesia segera diakhiri karena sepak bola merupakan alat pemersatu bangsa.
Source | : | Kompas.com,Tribun Jabar,Persib.co.id |
Penulis | : | Ahmad Tsalis |
Editor | : | Ahmad Tsalis |