SportFEAT.COM - Pelatih Ganda Putri PP PBSI, Eng Hian, mengevaluasi penampilan Greysia Polii/Apriyani Rahayu pada beberapa turnamen terakhir.
Grafik performa yang ditunjukkan oleh Greysia Polii/Apriyani Rahayu dalam satu bulan terakhir memang menunjukkan tren menurun.
Terbaru, Greysia Polii/Apriyani Rahayu tersisih di fase 16 besar turnamen French Open 2019, Kamis (24/10/2019).
Langkah ganda putri peringkat enam dunia tersebut terhenti di babak kedua French Open 2019 setelah takluk dari Liu Xuan Xuan/Xia Yu Ting (China).
Greysia/Apriyani kalah dalam permainan straight game dengan skor 19-21, 12-21.
Diberitakan SportFEAT.com sebelumnya, menurunnya performa Greysia/Apriyani disebabkan karena mereka bermain tidak lepas.
Gaya bermain mereka pun seolah hilang dan justru terlihat terbebani.
"Dari dua turnamen terakhir, Denmark Open dan French Open, mereka secara total tidak bisa dievaluasi dari segi teknis. Di Denmark mereka main tidak bisa lepas, main tidak pada kemampuan mereka. Di sini (French Open 2019 -red) lebih parah lagi," ungkap Eng Hian dikutip SportFEAT.com dari Badminton Indonesia.
"Bahkan dari Korea Open kemarin, mereka tidak mengeluarkan kemampuan mereka yang sebenarnya. Sekarang kalau main mengikuti pola lawan, kan lawan yang enak. Main asal buang saja," beber pelatih 42 tahun itu menambahkan.
Terhitung sejak mengikuti Korea Open 2019, Greysia/Apriyani memang menelan kekalahan di babak kedua secara beruntun.
Ganda putri peringkat keenam dunia itu selalu takluk dari lawan-lawannya yang notabene non-unggulan.
Eng Hian pun menuturkan bahwa aktivitas di media sosial menjadi salah satu penyebabnya.
Selain hal-hal tersebut, Eng Hian sendiri juga menyadari bahwa ada satu masalah krusial yang dimiliki oleh Greysia/Apriyani, yakni teknik servis.
Jika menilik pada beberapa pertandingan Greysia/Apriyani, servis Greysia cenderung mengkhawatirkan.
Padahal, servis adalah salah satu kunci utama bagi setiap pebulu tangkis untuk menerapkan strategi bermain dan meraih poin.
Dari kacamata Eng Hian, kelemahan Greysia dalam melakukan servis sebenarnya bukan karena dari sisi teknis.
Melainkan dari aspek mental, ketenangan dalam melakukan servis.
"Secara teknis, Apriyani perlu ditingkatkan pertahanannya. Kemudian untuk Greysia adalah meningkatkan ketenangan saat melakukan servis," beber Eng Hian.
"Greysia itu bukan teknik (servis) dia yang salah atau dia tidak bisa melakukan servis. Tapi ketenangan sebelum melakukan servis, itu yang masih harus diperbaiki, jatuhnya ke kesiapan mental," kata dia.
Baca Juga: Jadwal French Open 2019 - Duel Momota-Ginting dan Rematch Final Ganda Putra Edisi Tahun Lalu
Eng Hian pun berencana bakal berkonsultasi dengan psikolog PBSI demi mengembalikan perfroma terbaik Greysia/Apriyani.
Rencananya, akan ada evaluasi besar-besaran baik dari gaya hidup hingga pola latihan di pelatnas Cipayung yang akan diprogram ulang oleh Eng Hian.
"Yang paling utama saat ini adalah mengembalikan pola pikir mereka," tutur Eng Hian.
"Pulang dari sini (Prancis -red) mereka akan saya program untuk back to zero. Semuanya. Dari gaya hidup, pola latihan, dan berbagai hal lainnya akan saya program ulang," pungkasnya.
Sepanjang mengikuti turnamen pada 2019, pencapaian terbaik Greysia/Apriyani sendiri adalah dua kali masuk final dan tiga kali menjadi semifinalis.
Satu final berhasil diakhiri dengan gelar juara yakni pada turnamen India Open 2019.
Sedangkan satu final lainnya, Malaysia Masters 2019, harus berakhir dengan titel runner-up.
(*)
Baca Juga: Rekap French Open 2019 - Shesar Menang Telak, Fitriani Nyaris Petik Kemenangan
View this post on InstagramPada tahun 2019 ini, Neymar lebih sering mengalami cedera daripada berlaga. . #neymar #psg
Source | : | Badminton Indonesia |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |