Pelatih tim dayung Indonesia, John Feter Matulessy, menceritakan bagaimana pendapatnya mengenai venue perlombaan.
John menyebut ada perbedaan lokasi venue dengan tempat tim dayung Indonesia melakukan pelatnas.
Di Filipina, perlombaan akan dilangsungkan di air laut.
Sedangkan atlet Indonesia terbiasa berlatih di air tawar, tepanya di Waduk Jatiluhur.
Baca Juga: SEA Games 2019 - Timnas U-22 Indonesia Dipastikan Tampil Pincang Kala Hadapi Vietnam
"Kami sudah mengirim tim dan melakukan pengecekan untuk beradaptasi," ujar John, dilansir SportFEAT.com dari Antara News.
"Kami hanya mengkhawatirkan percikan air laut yang masih menjadi kendala atlet."
Kendati demikian, timnya tak kehilangan antusias untuk memburu medali emas.
"Sebenarnya tak ada masalah. Dua tempat di Filipina itu memiliki angin kencang, sama halnya dengan Waduk Jatiluhur," ungkapnya.
Lebih lanjut, John menyebutkan bahwa peluang anak asuhnya meraih medali emas sangat terbuka lebar, khususnya di nomor jarak panjang.
Hal tersebut tak terlepas dari prestasi yang digapai atlet-atlet Indonesia saat mengikuti beberapa kejuaraan internasional beberapa waktu lalu.
Adapun di nomor jarak pendek, tim dayung Indonesia kemungkinan akan dipaksa bekerja lebih keras mengingat persaingan di nomor itu sangat ketat.
"Thailand, Vietnam, dan tuan rumah akan menjadi pesaing utama," paparnya.
Baca Juga: SEA Games 2019 - Penampilan Atraktif Timnas U-22 Indonesia Curi Perhatian Media Vietnam
Optimisme tim dayung Indonesia semakin meningkat setelah peralatan yang sempat terpisah dan menjadi kendala, kini sudah tiba di Filipina.
Peralatan tersebut menjadi kunci lantaran dinilai sudah menyatu dengan seluruh kontingen Merah Putih selama menjalani pelatihan.
"Peralatan itu biasa digunakan atlet sejak Asian Games 2018. Jadi, mereka sudah mengetahui karakter alat tersebut," ujar John lagi.
"Saya berharap semua keuntungan ini menjadi modal positif kami di SEA Games nanti," imbuhnya memungkasi.
Source | : | Antara |
Penulis | : | Nuranda Indrajaya |
Editor | : | Nestri Yuniardi |