Baca Juga: Oleh Kepala Krunya, Maverick Vinales Disarankan Pindah ke Honda. Mengapa?
"Dia sudah menunjukkan kecepatan balapnya di trek dan dia terus memperbaiki cara membalapnya. Dia beberapa kali sudah mampu memimpin pada beberapa seri balapan dan sama sekali tidak takut dengan Marquez," ucap Melandri.
"Dia akan menjadi pembalap yang membuat rival-rivalnya tak nyaman dalam 10 tahun ke depan," pungkas dia.
Fabio Quartararo sendiri memang menjadi sosok pembalap muda yang begitu mengejutkan dunia MotoGP.
Tak seperti pembalap rookie lainnya, Quartararo justru berangkat dengan modal pas-pasang ketika masih menggeluti dunia Moto2 dan Moto3.
Dua tahun menjalani karier di kelas Moto3 (2015-2016) prestasi Quartararo tidak begitu apik. Dia hanya pernah naik podium dua kali (2015 -red) dan selalu berakhir dengan finis di luar sembilan besar.
Adapun pada kelas Moto2 (2017-2018), Quartararo sedikit mengalami kemajuan.
Pembalap bernomor 20 tahun itu sempat jadi juara dan naik podium dua kali. Namun hasil akhir dalam dua musim Moto2 itu masih kurang memuaskan lantaran kembali finis di luar sembilan besar.
Barulah pada kelas utama, Quaratararo seolah menunjukkan jati diri yang sebenarnya.
Kendati belum berhasil menjuarai satu seri, raihan prestasi manis Quartararo tahun ini sukses mengantarkannya bertengger di posisi kelima dalam klasemen akhir pembalap MotoGP.
Posisi itu menjadikannya sebagai pembalap terbaik kedua tim Yamaha, setelah Mavrick Vinales (Monster Energy Yamaha) yang berada di posisi ketiga.
Source | : | Speedweek.com |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |