SportFEAT.COM - Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan mengeluarkan biaya turnamen lebih dari satu miliar rupiah dalam satu tahun, tetapi sejatinya mereka justru beruntung.
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan menjadi salah satu ganda putra andalan Indonesia di masa sekarang.
Kendati usia mereka sudah terbilang senior, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan justru makin tampil moncer.
Ungkapan "Old but Gold" pun tampaknya amat sesuai untuk menggambarkan prestasi Ahsan/Hendra.
Sempat berpisah setelah Olimpaide Rio 2016, pasangan berjuluk The Daddies itu kembali bertandem dan sukses melakukan "comeback".
Tak tanggung-tanggung, kembalinya duet Ahsan/Hendra ke panggung kompetisi internasional sama sekali tidak mengecewakan.
Baca Juga: Kekecewaan Kepala Pelatih Jepang meski Miliki Pemain Sekaliber Kento Momota
Bisa dilihat dari rentetan babak final BWF World Tour yang sudah ditapaki mereka tahun lalu.
Belum lagi tiga gelar bergengsi yang sukses mereka raih yakni All England Open 2019, Juara Dunia 2019 dan BWF World Tour Finals 2019.
Nama Ahsan/Hendra pun tertulis dalam sejarah bulu tangkis dunia sebagai ganda putra pertama yang memenangi tiga gelar itu dalam satu musim kalender kompetisi.
Ahsan/Hendra pun kini kembali menjadi ganda putra papan atas dengan bertengger di peringkat kedua dunia.
Baca Juga: Dicoret dari Pelatnas BAM, Ganda Putra Senior Malaysia Siap Balas dengan Tiket Olimpiade 2020
Berbicara mengenai rangkaian prestasi Ahsan/Hendra, maka perhatian juga tertuju pada banyaknya turnamen yang sudah mereka ikuti.
Pada 2019 lalu, Ahsan/Hendra tercatat mengikuti 19 turnamen, kecuali Piala Sudirman 2019. Seluruh turnamen tersebut tersebar ke berbagai belahan benua.
Mengingat status Ahsan/Hendra adalah pemain non-pelatnas alias independen, maka biaya turnamen dan segala kebutuhan mereka terkait partisipasi dalam suatu kompetisi itu sudah pasti ditanggung oleh mereka sendiri.
Ketika ditanya soal berapa jumlah biaya yang mereka keluarkan untuk mengikuti seluruh turnamen tersebut, nilainya sungguh fantastis. Paling tidak Ahsan/Hendra mengeluarkan biaya sebesar satu miliar rupiah!
"Ya kira-kira dalam satu tahun itu 500 juta rupiah, itu bisa lebih, dan baru untuk satu orang saja," kata Hendra Setiawan, seperti dikutip SportFEAT.com dari ANTARA.
Kendati harus merogoh kocek sendiri serta mandiri dalam mencari sponsor apparel dan lainnya, Ahsan/Hendra tidak merasa terbebani sama sekali.
Tidak lagi berstatus sebagai pemain pelatnas malah membuat Ahsan/Hendra semakin nyaman dan bebas.
Untuk diketahui, Ahsan/Hendra memang masuk dalam daftar nama pelatnas PBSI 2020. Tetapi, mereka hanya berstatus sebagai pemain sparring (latih tanding).
Fasilitas di pelatnas bisa mereka manfaatkan, akan tetapi biaya turnamen dan segala keperluan kompetisi tetap mereka atur sendiri.
Namun justru hal inilah yang menguntungkan bagi mereka.
"Ya, status saya lawan sparring," kata Hendra dikutip dari ANTARA.
"Sebenarnya fasilitas sama saja seperti pemain-pemain pelatnas. Tetapi kami diberi kebebasan untuk memilih turnamen yang akan diikuti," imbuh pemain 35 tahun itu.
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan masih belum meredupkan ambisi mereka untuk lolos ke Olimpiade Tokyo 2020.
Dengan posisi mereka sebagai ganda putra terbaik kedua Indonesia saat ini, peluang mengamankan slot menuju ajang empat tahunan tersebut terbuka lebar.
Adapun posisi pertama sementara ini dihuni oleh Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang juga bertengger di peringkat satu dunia.
(*)