"Gregoria mengaku belum lepas bermainnya. Di gim kedua memang ia sudah mulai dapat polanya tapi dirasa belum memuaskan," kata Rionny, disadur Sportfeat dari Badminton Indonesia.
"Di gim ketiga dia menurunkan speed, ya mungkin dia merasa lawan bisa dia atasi, tapi karena pemain muda ternyata speed dan semangatnya masih ada. Jadi malah balik lagi dan tidak lepas lagi mainnya. Ada rasa ragu-ragu."
Rionny kemudian juga membahas kelemahan tunggal putra terbaik Tanah Air, Anthony Sinisuka Ginting yang belum mampu menjaga konsistensi permainan.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 – Hendrawan dan 3 Pelatih Indonesia Dapat PR Tambahan dari BAM
"Untuk Ginting startnya bagus tapi kurang menjaga. Jadi turun kondisinya di gim ketiga. Saya lihat tidak hanya di simulasi tapi di turnamen-turnamen sebelumnya," ujar Rionny.
"Dia kan sama seperti Grego mainnya menyerang dan kontrol jadi harus konsisten terus, tidak boleh lengah," timpal Rionny.
Tak berhenti disitu, eks pelatih kepala Jepang tersebut mengomentari kekalahan Praveen/Melati serta Ahsan/Hendra.
Khusus untuk Praveen/Melati, Rionny mengaku hal tersebut sangat wajar mengingat Praveen memang belum pulih seratus persen dari cedera yang dialaminya.
Source | : | Badminton Indonesia |
Penulis | : | Nuranda Indrajaya |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |