"Sulit tapi ini adalah pengalaman dan Anda harus menerimanya," tambahnya.
Dovizioso mulai menyadari satu hal, ia merasa bahwa Yamaha seperti tidak memiliki niat serius merekrutnya sejak awal.
Hal tersebut terlihat dari tidak adanya program jelas dari Yamaha untuk kinerja Dovizioso.
Seolah-olah, dulu Dovizioso dipanggil karena mepet dan sekadar untuk memenuhi grid dan slot Yamaha yang kekurangan pembalap.
"Saya berbicara dengan Yamaha dan mereka tidak memiliki program terstruktur untuk saya," ungkap Dovizioso.
"Apa yang ideal bagi saya itu akan membutuhkan waktu dan uang, hal-hal demikian tidak dapat diubah secara cepat di akhir pekan (balapan)," ucapnya.
Dovizioso menyatakan bahwa ketidakseriusan Yamaha merekrut dirinya berimbas pada kinerja tim.
Termasuk komposisi tim teknisi yang juga disindir oleh runner-up MotoGP tiga kali itu.
"Dalam beberapa tahun terakhir MotoGP telah menuju ke arah teknis tertentu yang membutuhkan insinyur yang kompeten dan beberapa berasal dari Formula 1," kata Dovizioso.
"Kami membutuhkan insinyur sekaliber ini, jauh lebih banyak daripada di masa lalu. Ini juga mengapa saya mengatakan bahwa MotoGP telah berubah."
"Banyak aspek yang membantu pembalap balapan. Para insinyur telah mengambil alih proyek dan berhasil, begitulah MotoGP," tukasnya.
Baca Juga: Hasil FP3 MotoGP Catalunya 2022 - Aleix Espargaro Tercepat, Pembalap Ducati Kuasai 5 Besar!
Tak berhenti di situ, pembalap 35 tahun yang dikenal sangat analitis itu juga menyindir penampilan minor motor Yamaha.
Terlepas dari fakta bahwa Dovizioso memang masih kesulitan beradaptasi dengan mesin M1 setelah 7 tahun bernaung di Ducati.
"Saya pun sangat ingin berada di atas tapi selalu tidak bisa," katanya.
"Saya mengharapkan motor lain (yang lebih kompetitif)," kata Dovizioso.
Source | : | Paddock-GP.com |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |