Sebagai rider yang sebelumnya tujuh tahun membalap di atas Desmosedici Ducati, perbedaan besar antara Ducati dan Yamaha tentu sangat terasa. Dan ini yang membuat Dovizioso menderita sepanjang musim 2022.
"Sejak pernah membalap dengan pabrikan Iwata pada 2012, saya yakin cepat atau lambat saya akan memiliki kontrak dengan tim pabrikan ini. Dan kemungkinan itu terjadi pada 2021. Saya mencobanya karena saya sangat percaya pada proyek ini," kata Dovizioso dikutip Sportfeat dari MotoGP (4/8/2022).
"Sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir MotoGP telah mengalami banyak perubahan."
"Saya tidak pernah merasa nyaman dengan motor ini dan saya belum bisa memaksimalkan potensinya, meskipun sudah dibantu tim dan seluruh skuad Yamaha."
"Hasilnya negatif, tapi terlepas dari itu saya menganggapnya sebagai pengalaman hidup."
"Ketika ada begitu banyak kesulitan, Anda harus memiliki kemampuan untuk mengelola situasi dan emosi Anda dengan baik," tukas Dovizioso.
"Untuk semua ini dan atas dukungan mereka, saya berterima kasih kepada Yamaha, tim saya dan WithU, dan sponsor lain yang terlibat dalam proyek ini," lanjut Dovizioso.
"Itu tidak berjalan seperti yang kami harapkan, tetapi itu benar untuk dicoba. Petualangan saya akan berakhir di Misano, tetapi hubungan dengan semua orang yang terlibat dalam tantangan ini akan tetap utuh selamanya. Terima kasih semua."
Selain tidak kunjung merasa mampu memberikan performa terbaik dengan M1 Yamaha, Dovizioso juga mendapat tekanan tinggi dari bos RNF, Razlan Razali.
Beberapa bulan sebelumnya, pria asal Malaysia itu sangat menuntut agar Dovizioso mampu finis 10 besar di setiap seti balapan, karena menganggap Dovizioso adalah pembalap berpengalaman dan seharusnya bisa lebih baik dari itu.
Tak hanya itu, dalam bursa transfer MotoGP kali ini, nama Dovizioso juga sama sdkali tidak dilirik.
RNF yang musim depan meninggalkan Yamaha dan bergabung jadi tim satelit Aprilia juga tidak memberikan sinyal ingin merekrut Dovizioso.
Padahal, sebelum comeback ke MotoGP setelah sempat hiatus, Dovizioso pernah jadi test rider Aprilia.
Berbagai kekecewaan dan hasil buruk inilah yang tampaknya membuat Dovizioso frustrasi dan memilih pensiun lebih cepat.
"Sangat disayangkan, Andrea telah berjuang untuk mengeluarkan potensi maksimal dari M1 namun demikian hasilnya belum terlihat, yang telah menciptakan frustrasi bagi Andrea, dan ini tentu dapat dimengerti. Selama liburan musim panas, dia menegaskan kepada kami keinginannya untuk pensiun sebelum akhir musim," kata Manajer Tim Yamaha, Lin Jarvis.
"Setelah berdiskusi bersama, dianggap tepat bagi Andrea untuk menjalani balapan terakhirnya di Misano di MotoGP rumahnya. Tentu saja, Yamaha akan terus memberikan dukungan penuh kepada 'Dovi' selama tiga balapan berikutnya. Sementara itu, mari nikmati tiga MotoGP terakhirnya dan rayakan di Misano akhir karier yang spektakuler," ujar Jarvis.
Source | : | motogp |
Penulis | : | Nestri Y |
Editor | : | Nestri Y |