"Kami dan PBSI saling bantu, kami sebagai pemain senior. Mungkin kalau kami keluar, sosok pemain senior di pelatnas akan berkurang, walaupun nggak terlalu berpengaruh, tapi saya dulu mengalami sendiri," ungkap Ahsan.
"Waktu saya berpasangan dengan Bona (Septano), senior-senior kami seperti Hendra Setiawan/Markis Kido, Alvent Yulianto Chandra/Luluk Hadianto keluar dari pelatnas,"
Baca Juga: Chinese Taipei Open 2019 - Beda Nasib 2 Ganda Putra Indonesia
"Jadi berasa buat kami, nggak ada yang 'narik'. Kami belum matang tapi sudah harus jadi ujung tombak, jadinya malah terombang ambing," ucapnya lagi.
Kini, Ahsan/Hendra pun tengah berupaya untuk membimbing para junior mereka demi terus tersambungnya estafet generasi di nomor ganda putra.
Selain Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, skuad ganda putra Merah Putih saat ini memiliki beberapa pemain muda di antaranya Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Wahyu Nayaka Arya Pangkaryanira/Ade Yusuf Santoso, Sabar Karyaman Gutama/Frengky Wijaya Putra, Berry Angriawan/Hardianto serta Akbar Bintang Cahyono/Moh. Reza Pahlevi Isfahani.
Baca Juga: Jadwal Chinese Taipei Open 2019 - 2 Wakil Indonesia Bakal Hadapi Lawan Berat dari Korsel
"Jadi sekarang kami juga mau 'narik' pemain-pemain muda. Dari segi kami, kami juga butuh mereka untuk sparring kami," ucap Ahsan.
"Kualitas (di ganda putra) sudah merata, sama-sama 'narik'. Yang muda 'ketarik' sama yang senior. Ada Marcus/Kevin juga, dari latihan kan kami mau nggak mau harus mengimbangi, ini berpengaruh buat di pertandingan," tukasnya.
Pada sisi lain, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dalam waktu dekat bakal kembali melanjutkan destinasi turnamen mereka menuju China Open 2019, 17-22 September mendatang.
Pada turnamen BWF World Tour Super 1000 itu, Ahsan/Hendra bakal mengawali perjuangan mereka dengan melawan Attri Manu/Reddy B. Sumeeth (India).