SportFEAT.COM - Selama mengemban tugas sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi mampu menorehkan sejumlah catatan penting.
Imam Nahrawi dilantik untuk menduduki jabatan tersebut di usianya yang baru menginjak 41 tahun.
Beberapa saat setelah menjabat sebagai Menpora, pria kelahiran Bangkalan itu langsung dihadapkan dengan polemik sepak bola gajah.
Pada saat itu, tim PSS Sleman dan PSIS Semarang terlibat dalam skandal yang mencoreng jagat sepak bola di Indonesia.
Selain itu, Imam juga dihadapkan dengan permasalahan yang lebih pelik soal kompetisi tertinggi sepak bola di Tanah Air, Indonesia Super League (ISL).
Saat itu, Kemenpora dan BOPI meminta kick-off dimundurkan dari jadwal karena sebagian klub belum memenuhi syarat.
Baca Juga: Perkuat Lini Serang, Persija Rekrut Pemain yang Lama Tinggal di Qatar
Setelah diberikan batas waktu, ternyata PSSI sebagai induk sepak bola Indonesia tidak mampu memberikan jawaban.
Pada April 2015, Kemenpora membekukan PSSI yang berdampak keluarnya sanksi dari FIFA karena pemerintah dinilai melakukan intervensi.
Hampir setahun berselang, Kemenpora mencabut pembekuan PSSI yang diikuti dengan pencabutan sanksi dari FIFA.
Sejak saat itu aktivitas sepak bola profesional di Indonesia, khususnya timnas, akhirnya normal kembali meski permasalahan terus muncul.
Beberapa prestasi mampu diraih meski "hanya" untuk level junor sedangkan untuk hilirnya, timnas senior, hingga saat ini prestasi gemilang tak kunjung datang.
Baca Juga: Perkuat Lini Serang, Persija Rekrut Pemain yang Lama Tinggal di Qatar
Selain menghadapi polemik dalam dunia sepak bola Indonesia, Imam Nahrawi juga memiliki catatan khusus dalam perkembangan olahraga Tanah Air dalam beberapa tahun terakhir.
Berikut beberapa catatan Imam Nahrawi dalam perkembangan olahraga di Indonesia
Bonus besar untuk atlet
Dalam masa kepemimpinannya, Imam Nahrawi memprakarsai sejarah besar dalam hal penghargaan terhadap olahragawan, yakni pemberian bonus terbesar dalam sejarah.
Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang memperoleh medali emas Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, menjadi salah satu bukti nyata.
Pasangan atlet bulu tangkis tersebut menjadi yang pertama merasakan manisnya tekad keras dalam mengharumkan nama bangsa.
Baca Juga: Gagal Menangkan Persib Bandung, Ezechiel N'Douassel Dibela Robert Alberts
Mantan ganda campuran nomor satu dunia tersebut masing-masing mendapatkan bonus 5 miliar rupiah.
Dua ganda putra Indonesia yang bertengger di peringkat 1-2 dunia saat ini, Kevin Sanjaya/Marcus Gideon dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan juga sudah merasakan guyuran bonus tersebut.
Asian Games 2018
Tahun 2018 bisa dikatakan sebagai momen karier paling cemerlang yang ditorehkan Imam Nahrawi sebagai Menpora.
Betapa tidak, ada dua hajatan besar yang harus ditangani Imam saat itu, yakni Asian Games dan Asian Paragames 2018.
Dua kejuaraan bertaraf internasional tersebut bisa dikatakan berjalan dengan cukup sukses baik secara prestasi, administrasi, hingga pertanggungjawaban.
Pada Asian Games 2018 itu, kontingen Indonesia berhasil menduduki peringkat keempat dalam tabel klasemen dengan raihan 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu.
Baca Juga: Egoistis Ingin Cetak Gol, Gonzalo Higuain Jadi Trending Topik Dunia
Sedangkan pada ajang Asian Paragames, kontingen Indonesia berada di posisi kelima dengan 37 emas, 47 perak, dan 51 perunggu.
Dalam ajang tersebut, atlet yang berhasil menyumbangkan emas juga diganjar dengan bonus besar dari pemerintah.
Selain bonus berupa uang, sang mantan menteri juga memberikan penghargaan tinggi kepada atlet berprestasi.
Mereka yang dianggap berprestasi bakal diganjar dengan hadiah diangkat sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) atau lebih sering dikenal dengan PNS.
E-Sport
Ada satu lagi yang cukup menyita perhatian di era kepemimpinan Imam sebagai Menpora, yaitu dukungannya terhadap E-sport untuk menjadi salah satu cabang olahraga berprestasi. Bahkan, di sela puncak peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (9/9/2019) lalu, E-sport dibahas secara khusus.
Baca Juga: Magis Sihran Kembali Antarkan Kemenangan Kontroversial Borneo FC
Dalam agenda tersebut Esport dibahas melalui Simposium Interpretasi Esport dalam Wacana Keolahragaan Nasional.