Tak jarang beberapa pukulan Jonatan kerap melebar dan jauh dari kata akurat.
Dari 6-7, Jonatan semakin tertinggal hingga 11-6.
Jonatan pun kian terdesak, penampilannya terlihat tak begitu menyusahkan Wang hingga dia kembali banyak melakukan kesalahan sendiri dan semakin tertinggal 19-7.
Di poin kritis ini, penampilan sesungguhnya Jonatan justru baru terlihat. Dia mampu bangkit hingga berhasil meraih tiga angka tambahan.
Baca Juga: Ditolak Dani Pedrosa, Bos KTM Tak Sakit Hati dan Justru Ungkap Hal Ini
Sayang, jarak poin yang sudah kepalang jauh pun membuat Wang makin mudah melancarkan serangan.
Jonatan pun harus menerima kekalahan gim pertama dengan skor cukup telak 10-21.
Pada gim kedua, Jonatan awalnya sempat tertinggal 2-5.
Namun, dia berhasil bangkit. Kebangkitan Jonatan berawal dari banyaknya serangan drive smash tajamnya yang gagal dikembalikan Wang.
Pemain 21 tahun itu kian tampil menekan Wang. Banyak defens balik serangnya yang mulai merepotkan pergerakan kaki Wang.
Wang sempat mempertipis jarak menjadi 11-13, tapi Jonatan kian mempercepat tempo permainan hingga berhasil memenangi gim kedua dengan skor 21-15.
Baca Juga: Alasan Kuno Ibu Marc Marquez Ogah ke Sirkuit Saat Anaknya Balapan
Memasuki gim ketiga, Jonatan kembali kalah start. Pertahanannya cukup mudah ditembus Wang hingga tertinggal 4-8.
Setelah berhasil menambah satu tambahan angka, Jonatan kembali melakukan beberapa kesalahan sendiri.
Beberapa pukulannya gagal kembali secara sempurna yang membuat dia makin tertinggal 5-11.
Penampilan Jonatan semakin mengkhawatirkan. Banjir error seolah terus menaungi pukulan Jonatan.
Sempat mencoba mengejar hingga 11-15, Jonatan kembali melakukan kesalahan yang tak perlu.
Pada akhirnya, Jonatan harus mengakui keunggulan Wang pada gim ketiga dengan skor 13-21.
Hasil ini memperlebar rekor pertemuan Jonatan terhadap Wang menjadi 2-5.
Tak cuma itu saja, kekalahan Jonatan atas Wang Tzu Wei memastikan Taiwan memiliki satu wakil di laga puncak Korea Open 2019.
Sebab, calon lawan Wang Tzu Wei di semifinal turnamen Super 500 itu adalah kompatriotnya sendiri sekaligus sang juara bertahan, Chou Tien Chen.