Akan tetapi, Adnan//Mychelle tampak terlalu terburu-buru pada poin kritis tersebut.
Alhasil, mereka justru harus menelan kekalahan dengan skor akhir 18-21, 21-16, 26-28 dalam tempo 1 jam delapan menit.
Adnan/Mychelle pun menilai kekalahan mereka terjadi akibat kurang sabar dan terburu-buru untuk menuntaskan laga.
"Di game pertama kita benar-benar gak sabar, terburu-buru mainnya. Tapi di game kedua kita coba untuk lebih sabar sampai akhirnya mulai menemukan feeling mainnya," ujar Adnan, dikutip SportFEAT.com dari Djarum Badminton.
"Tapi di poin-poin akhir game ketiga kita balik lagi nggak sabar, dan banyak mati sendiri,"
Baca Juga: Marc Marquez Ukir 11 Catatan Usai Kunci Gelar di MotoGP Thailand 2019
"Di game ketiga kita terlalu buru-buru pengen menang, tapi jadinya malah banyak mati sendiri. Peluang untuk menang dan juara di sini sebetulnya cukup besar,"
"Tapi karena kita kurang sabar malah jadi bumerang. Pastinya kita merasa tidak puas dengan hasil ini. Karena target awal kita memang juara di turnamen ini," imbuhnya.
Secara head-to-head, Adnan/Mychelle sendiri sebenarnya sudah pernah satu kali berjumpa dengan Guo/Zhang, tepatnya di Vietnam Open 2019.
Kala itu, Adnan/Mychelle juga kalah, tapi kekalahannya jauh lebih 'mudah' karena hany berlangsung dua gim saja dengan skor 10-21, 14-21.
"Waktu di Vietnam kemarin kita kalah dari segi non-teknis. Kita nggak bisa fokus ke permainan karena pola pikir kita di lapangan saling bergantung satu sama lain. Dari situ kita belajar gimana caranya supaya nggak terulang lagi di pertandingan hari ini," sahut Michelle.
Baca Juga: MotoGP Thailand 2019 - Marc Marquez Sabet Gelar Juara Dunia, Quartararo bak Alami Deja Vu
Progres yang cukup signifikan tersebut pun dirasakan sang lawan, Zhang Shu Xian, yang menilai permainan Adnan/Mychelle sudah lebih kuat dari sebelumnya.
"Saat berhadapan di Vietnam kemarin perlawanan mereka tidak sekuat hari ini. Di pertandingan tadi mereka hebat dan kuat sekali. Kita cukup kesulitan menghadapi mereka. Tapi kita lebih beruntung hari ini," ujar Zhang.
"Memang di game ketiga kita hampir kalah. Tapi saat itu kita tetap percaya kepada satu sama lain untuk bisa memenangkan pertandingan," timpal Guo Xin Wa.
"Walaupun suasana penonton di hall sangat riuh, tapi kita tidak terpengaruh dengan hal itu karena sudah terbiasa. Jadi kita memilih untuk fokus ke lapangan," imbuhnya.