Find Us On Social Media :

Fakta di Balik Penyerangan Wiranto - Sang Menteri Dapat 2 Luka Tusuk, Pelaku Diringkus Ditempat

Menkopolhukam Wiranto Ditusuk Usai Resmikan Gedung di Universitas Mathla'ul Anwar Pandeglang

SportFEAT.COM - Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI), Wiranto, mendapat serangan dari sosok tak dikenal.

Penyerangan terhadap Wiranto tersebut terjadi di Pandeglang, Banten, pada Kamis (10/10/2019) siang.

Kala itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) ini tengah menghadiri undangan dari Universitas Mathla'ul Anwar.

Setelah menuntaskan acara tersebut, Wiranto pun berniat untuk segera kembali ke Jakarta dengan menggunakan helikopter.

Di tengah perjalanannya menuju lokasi helipad dengan mobil, pria 72 tahun itu secara tiba-tiba mendapat serangan.

Dilansir SportFEAT.com dari Kompas, serangan itu didapat Wiranto tatkala sedang berada di kawasan Alun-alun Menes.

Wiranto yang baru saja keluar dari mobil tiba-tiba mendapat serangan dari sosok misterius yang mampu menyelinap dan menembus penjagaan sang menteri.

Baca Juga: Sedang Lakukan Kunjungan, Ketum PBSI Wiranto Diserang Orang Tak Dikenal

Berikut sejumlah fakta di balik penyerangan Wiranto di Pandeglang:

1. Wiranto Menderita Dua Luka Tusukan Dalam

Setelah mendapat penyerangan, Wiranto segera dilarikan ke RSUD Berkah untuk mendapat perawatan intensif.

Direktur RSUD Berkah, Dokter Firmansyah, menyebut pria kelahiran Jogja itu mendapat dua luka tusukan dan cukup dalam.

"Beliau mendapat dua luka di bawah perut dan ditangani RSUD dalam kondisi sadar," kata Firmansyah kepada Kompas TV.

Setelah mendapat pertolongan pertama di RSUD Berkah, Wiranto pun dirujuk ke RSPAD Gatot Subroto Jakata.

2. Kapolsek Menes Juga Jadi Korban

Selain Wiranto, insiden penyerangan itu juga turut berdamap terhadap Kapolsek Menes, Kompol Daryanto.

Menurut Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, Kompol Daryanto mendapat serangan di bagian belakang.

"Pada saat kejadian ada Kapolsek dan Kapolda yang langsung mengamankan. Saat Kapolsek mengamankan pelaku, kapolsek tertusuk di bagian belakang," kata Dedi.

Dua pelaku pun kemudian diringkus di tempat hanya beberapa saat setelah melakukan penyerangan.

Selain Sang Menteri dan Kapolsek Menes, penyerangan itu ternyata juga melukai ajudan Wiranto.

3. Diserang Dua Orang, Berstatus Suami-Istri

Pada kesempatan yang sama, Brigjen Dedi Prasetyo menyebut pihak Kepolisian sudah mengamankan dua pelaku penyerangan itu.

Dari investigasi yang sudah dilakukan, penyerangan dilakukan oleh sepasang suami-istri.

"Dua pelaku diduga laki-laki dan perempuan (inisial) FA, warga Brebes," ujar Dedi menjelaskan.

Sementara pelaku laki-laki yang memiliki inisial SA atau Abu Rara, kelahiran Medan.

Meski begitu, Dedi Prasetyo mengungkapkan pihaknya masih akan terus melakukan pendalaman materi terkait insiden penyerangan tersebut.

4. Pelaku Menyamar Jadi Warga yang Ingin Bersalaman

Meski sudah dijaga dengan ketat, nyatanya Wiranto tetap bisa mendapat serangan.

Menurut Dedi Prasetyo, serangan itu bisa terjadi lantaran pelaku membaur hingga tampak seperti warga biasa yang ingin bersalaman dengan sang menteri.

"Pelaku mencoba bersalaman seperti warga bertemu dengan pejabat," tutur Dedi dalam sesi konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri.

Dedi pun membantah jika pihak kepolisian telah kecolongan dalam melakukan penjagaan terhadap sang menteri.

Tidak ada istilah kecolongan, interaksi pejabat publik dengan masyarakat seperti halnya sudah terjadi selama ini, bersalaman, disapa, barikade pengamanan kan tetap melekat," ujarnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Marc Marquez mengaku tidak begitu terobsesi untuk melewati rekor juara dunia milik Valentino Rossi dengan raihan 6 gelar MotoGP. . #marcmarquez #valentinorossi #motogp #gridnetwork

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on