SportFEAT.COM - Pengamat MotoGP, Neil Hodgson, iba dengan situasi yang dialami Jorge Lorenzo pada musim pertama bersama Repsol Honda.
Jorge Lorenzo tampak ingin mengubah nasibnya saat memutuskan memperkuat Repsol Honda pada MotoGP 2019.
Pasalnya, selama dua musim terakhir ketika membela Ducati, Jorge Lorenzo belum bisa menunjukkan performa apik sebagaimana kala mengendarai Yamaha.
Baca Juga: Momen Paling Menyakitkan bagi Paolo Maldini Selama Membela AC Milan
Dengan Ducati Desmosedici, Jorge Lorenzo cuma bisa mengakhiri MotoGP musim 2017 dan 2018 dengan finis di urutan ketujuh serta kesembilan pada tabel klasemen.
Namun, pindah ke Repsol Honda bukannya membuat penampilan pembalap berjuluk X-Fuera itu semakin moncer.
Sebab, Lorenzo tak pernah finis di sepuluh besar sepanjang MotoGP 2019, berikut dua kali gagal menuntaskan balapan di seri Amerika dan Catalunya.
Selain itu, beberapa faktor riwayat cedera dan karakter motor RC213V juga menyebabkan performa Lorenzo tidak bisa menukik naik.
Baca Juga: Sikap Mulia Teman McGregor yang Dulu Bikin Khabib Nurmagomedov Berang
Cedera yang didapat pasca-mengalami crash pada sesi latihan bebas MotoGP Belanda 2019 di Sirkuit Assen, Juni lalu, membuat situasi sang rider semakin sulit.
Hal itu membuat ia melewatkan empat seri balap secara beruntun (Belanda, Jerman, Rep Ceska, Austria) lantaran mengalami cedera yang cukup parah pada bagian tulang belakangnya.
Alhasil, rider 32 tahun itu pun tenggelam di posisi ke-19 bersama tunggangannya, Honda RC213V.
Performa Lorenzo tentu kontras dengan rekan setimnya, Marc Marquez, yang resmi menjadi juara dunia pada MotoGP Thailand awal bulan ini.
Keterpurukan peraih lima gelar juara dunia itu pun mengundang perhatian pengamat MotoGP Neil Hodgson.
We catch up with Neil Hodgson at the 2018 Carole Nash #MCNShow! @insidebikes @NeilHodgson100 https://t.co/csd8aPviCi pic.twitter.com/XAYVsxxG9l
— Motor Cycle News (@MCNnews) February 18, 2018
Baca Juga: Spanyol dan 5 Tim yang Sudah Lolos ke Putaran Final Euro 2020
Dari sudut pandang Hodgson, Lorenzo tidak bisa menemukan kunci kebangkitan jika masih berada di Repsol Honda.
Pria yang juga bekerja sebagai jurnalis BBC ini menyebut bahwa Lorenzo menganggap bahwa hanya YZR-M1 satu-satunya tunggangan yang cocok.
Hodgson pun merekomendasikan agar X-Fuera kembali mengaspal dengan Yamaha agar bisa melaju di barisan depan.
"Itulah yang ingin dilihat semua orang, karena jika dia kembali bersama Yamaha, dia akan sangat cepat pulih dan bisa bersaing untuk meraih gelar lagi," kata Neil Hodgson, dilansir SportFEAT.com dari Daily Star.
Peraih gelar juara dunia World Superbike 2003 ini juga menilai bahwa karakteristik mesin M1 yang halus akan mudah dikendalikan Lorenzo daripada RC213V yang dikenal lebih agresif.
"Lorenzo membutuhkan setelan Yamaha di bawahnya dan sayangnya, Anda tidak dapat mengubah Honda menjadi Yamaha," ujar Hodgson.
"Honda memiliki mesin yang agresif sedangkan Yamaha jauh lebih ramah pengguna. Ini memberikan kekuatan untuknya dengan cara yang lebih lembut, lebih mudah dikelola," ucap pria 45 tahun ini lagi.
Selama memperkuat Yamaha antara 2008-2016, Lorenzo mampu tak pernah lepas dari tiga besar klasemen akhir.
Bahkan, pembalap asal Spanyol ini berhasil menjadi juara dunia pada musim 2010, 2012, dan 2015.
Baca Juga: 5 Fakta Kelolosan Timnas Spanyol ke Euro 2020 - Starter Paling Hijau