SportFEAT.COM - Pemain asal Belanda yang juga mantan pemain Bali United, Kevin Brands, mengungkapkan perbedaan sepak bola Indonesia dengan Thailand.
Kevin Brands adalah seorang pemain sepak bola yang berposisi sebagai gelandang.
Namanya mulai dikenal pencinta sepak bola Tanah Air saat dirinya membela Bali United.
Kevin Brands didatangkan manajemen Bali United pada Desember 2018 dengan durasi kontrak selama dua tahun.
Namun Brands harus terdepak dari tim Serdadu Tridatu meski kontraknya baru berjalan tiga bulan lantaran penampilan yang tak memuaskan.
Baca Juga: Hasil Liga Inggris - Pukki Tak Lagi Memikat, Norwich City Diseret Watford ke Dasar Klasemen
Disinggung mengenai pemecatan tersebut, putra dari direktur sepak bola Everton (Marcel Brands) itu akhirnya buka suara.
Kevin Brands mengakui gaya bermain sepak bola Indonesia tak cocok dengan dirinya.
"Saya kesulitan dengan gaya bermain di sana (Indonesia). Itu sangat cepat, terutama saat transisi," kata Kevin, seperti dikutip SportFEAT.com dari Voetbalzone.
Hal itu diakui Kevin Brands berimbas pada permainan tim nasional Indonesia
"Beberapa waktu lalu Thailand dan Indonesia saling bertemu di Kualifikasi Piala Dunia 2022, di mana perbedaannya terlihat jelas," ujar pemain 31 tahun itu.
"Thailand konsisten melakukan penguasaan bola, sementara Indonesia berusaha merespons," ujarnya menambahkan.
Baca Juga: Makin Sibuk! Kini Indonesia Ditunjuk Jadi Tuan Rumah Piala AFF U-16 dan U-19 untuk Tahun Depan
Lebih lanjut, Kevin sendiri sudah merasakan langsung atmosfer sepak bola Thailand, khususnya dalam hal gaya bermain.
Saat ini, eks pemain AZ Alkmaar itu terikat kontrak dengan kontestan divisi dua Liga Thailand, Lampang FC.
Selain gaya bermain, Kevin juga menyoroti profesionalisme klub yang terjadi antara sepak bola Indonesia dan Thailand.
"Di sana (Thailand) gaji lebih baik, pemain bagus juga lebih banyak, dan juga fasilitas yang berkualitas. Itu membuat terlihat lebih profesional," kata Kevin.
"Buriram (United) punya hotel dan pesawat sendiri, masih ada tiga sampai empat tim yang juga punya fasilitas itu."
"Lebih dari itu, hampir semua sudah punya strutur materi pembinaan usia muda," katanya menutup.