SportFEAT.COM - Kunlavut Vitidsarn mengungkap alasan yang cukup mengejutkan soal pilihannya menjadi seorang pemain bulu tangkis.
Sosok Kunlavut Vitidsarn berhasil mencuri perhatian tatkala dirinya berhasil memastikan diri menjadi Juara Dunia Junior 2019.
Kunlavut Vitidsarn sukses menyabet medali emas Kejuaraan Dunia Junior 2019 yang dihelat di Kazan, Rusia, Agustus lalu.
Pada babak final turnamen bergengsi di level junior itu, pemain 18 tahun tersebut mengalahkan tunggal putra Prancis, Christo Popov, dalam dua gim langsung dengan skor 21-8, 21-11.
Keberhasilan Vitidsarn dalam meraih gelar tersebut amat istimewa lantaran titel Juara Dunia Junior 2019 merupakan gelar juara dunia junior ketiga yang disandangnya.
Sebelumnya, Vitidsarn juga berhasil meraih gelar Juara Dunia Junior pada edisi 2017 dan 2018.
Baca Juga: Ukir Sejarah Baru, Kento Momota Jadi Tunggal Putra Tersukses usai Menangi BWF World Tour Finals 2019
Baca Juga: Chan Peng Soon Enggan Mundur dari Malaysia Masters 2020 meski Alami Kelumpuhan di Wajah
Vitidsarn pun bisa dikatakan sebagai pemain yang paling moncer di level junior dalam tiga tahun terakhir.
Berbagai gelar juara di level junior maupun level International Challenge sudah kerap dia raih.
Namun demikian, di balik penampilan impresif Vitidsarn tersebut, pemain kebanggaan Negeri Gajah Putih itu rupanya punya kisah unik tersendiri.
Dilansir SportFEAT.com dari cuplikan wawancara Kunlavut Vitidsarn kepada Badminton Unlimited, pemain kelahiran Bangkok tersebut mengungkap jika berkarier di dunia bulu tangkis sebenarnya bukan tujuan atau impiannya sejak kecil.
"Saat kecil saya punya masalah alergi akibat perubahan cuaca. Saya pernah sampai harus opname di rumah sakit dan biaya yang dikeluarkan keluarga saya juga tidak sedikit," kata Viidsarn.
"Kemudian sejak ayah saya menjadi pelatih bulu tangkis, saya mencoba ikut bermain dengan ayah saya dan mulai merasa bahwa bulu tangkis itu menyenangkan.
"Saya mendaftarkan diri ke klub bulu tangkis dekat rumah saya, saya merasa senang dengan bermain bulu tangkis dan aktivitasi bulu tangkis itu membantu saya semakin merasa sehat dan kuat," ucap dia menambahkan.
Berawal dari aktivitas pengisi waktu luang dan masa pemulihannya dari alergi, Vitidsarn justru menemukan jati dirinya dalam dunia tepok bulu angsa.
"Awalnya saya bermain bulu tangkis hanya untuk senang-senang saja karena waktu itu kesehatan saya sedang tidak bagus. Tapi setelah bermain beberapa kali kan saya jadi banyak berkeringat," kata dia.
"Lalu secara bertahap, bermain bulu tangkis membuat saya sembuh dari alergi akibat perubahan cuaca. (daripada harus berobat berkali-kali ke rumah sakit), hal itu lebih membantu finansial keuangan keluarga saya," kata Vitidsarn lagi.
Baca Juga: Kunlavut Vitidsarn, Juara Dunia Junior 3 Kali yang Mulai Melebarkan Sayapnya di Level Senior
Kini Vitidsarn pun mulai perlahan merambah kompetisi-kompetisi level senior.
Sebab, tahun 2019 adalah tahun terakhir Vitidsarn bermain di kategori junior.
Seusai mengikuti Kejuaraan Dunia Junior 2019, Vitidsarn sudah mulai rajin mengikuti turnamen World Tour Super 300 seperti Macau Open 2019, Gwangju Korea Masters 2019 dan Syed Modi 2019.