Baca Juga: Jorge Lorenzo Mendapat Tawaran sebagai Test Rider Tim Yamaha pada MotoGP 2020?
Apabila hasil tes doping pada sampel B Iannone tersebut juga positif ditemukan zat terlarang, maka Iannone dipastikan makin terhimpit waktu.
Pasalnya, jika sampel B itu juga mengindikasikan adanya zat doping, maka Pengadilan Disipliner Internasional FIM setidaknya membutuhkan waktu selaam 45 hari sebelum membuat keputusan final.
Belum lagi jika kasus tersebut akan naik ke Pengadilan Arbitrasi Olahraga Internasional (CAS) di Laussane, Swiss.
Semua proses tersebut dipastikan memakan waktu yang tidak singkat.
Sementara dalam menunggu keputusan dari FIM, Iannone sendiri masih akan terus berstatus ditangguhkan.
Persoalan ini tentu bisa menjadi hal yang cukup merugikan bagi Iannone maupun tim Aprilia.
Seperti diketahui, seusai liburan musim dingin akhir tahun ini, para pembalap MotoGP bakal mengikuti uji tes Pramusim MotoGP 2020 di Sepang, Malaysia pada awal Februari.
Baca Juga: Andrea Iannone Yakin Dirinya 'Bersih' dari Dugaan Kasus Doping
Sebelumnya, beberapa media Italia menyebut bahwa zat terlarang yang ditemukan di sampel urine Iannone adalah drostanolone.
Drostanolone merupakan steroid yang sebelumnya sering digunakan untuk pengobatan kanker payudara.
Namun sekarang, drostanolone disebut lebih sering digunakan untuk membentuk otot tubuh, khususnya bagi binaragawan, karena sifat androgeniknya yang cukup kuat.
Di sisi lain, Iannone sendiri pernah menyebut jika dirinya tahun ini kehilangan 7 kg berat badan dari hasil latihan demi upayanya tampil lebih cepat mengarungi MotoGP dengan Aprilia RS-GP.