Find Us On Social Media :

Park Joo-bong Bocorkan Penyebab Ganda Putri Jepang Sering Kalah Jika Bertemu Wakil Korea Selatan

Pasangan ganda putri Indonesia, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara, tampil pada Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Jakarta.

Baca Juga: Enam 'Permohonan' Viktor Axelsen kepada BWF Jelang Tahun Baru 2020

Selain mereka, Jepang masih memiliki andalan lain.

Sebut saja seperti Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi dan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota.

Matsutomo/Takahashi adalah peraih medali emas Olimpiade Rio 2016.

Adapun Fukushima/Hirota bisa dibilang sebagai pasangan penguasa gelar World Tour dalam dua tahun terkahir.

Tak ayal, tiga pasangan tersebut ramai memenuhi posisi lima besar dunia.

Fukushima/Hirota sekarang duduk di peringkat kedua dunia, adapaun Matsutomo/Takahashi bertengger di peringkat keempat dunia.

Namun pada tahun ini, dominasi gadna putri Jepang seolah mulai luntur. Terutama sejak kehadiran racikan baru ganda putri baru Korea Selatan.

Salah satu dari tiga ganda putri terbaik Jepang saat ini bahkan sudah menelan kekalahan lebih dari tiga kali dari ganda putri Korea Selatan.

Baca Juga: Resmi Gantung Raket, Li Xue Rui Masih Ingat Momen Pahit Olimpiade 2016

Dari data yang didapat SportFEAT.com, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara sudah enam kali kalah dari ganda putri Korea Selatan.

Enam kekalahan beruntun di enam turnamen itu pun dirasa cukup miris karena terjadi setelah mereka menjadi Juara Dunia 2019.

Hal-hal demikian tentu amat mengganggu bagi kubu bulu tangkis Jepang.

Park Joo-bong selaku Kepala Pelatih Asosiasi Bulu Tangkis Jepang pun angkat bicara.

Menurut Park, para ganda putri Korea Selatan selalu memiliki fighting spirit yang jauh lebih besar saat menghadapi para anak didiknya.

"Ada perbedaan besar dari segi fighting spirit ganda putri Korea saat bertemu ganda putri Jepang. Bahkan itu sudah terasa berbeda sejak laga dimulai," ucap Park dikutip SportFEAT.com dari Badminton Spirit.

Baca Juga: Liu Yu Chen 'Kesulitan' Ikuti Pola Latihan dari Yoo Yong-sung

Selain hal tersebut, pelatih asal Korea Selatan itu menilai ada beberapa titik lemah ganda putri Jepang yang jadi sasaran empuk para ganda putri Korea Selatan.

"Serangan dari pasangan Korea itu sangat bagus. Sedangkan menruut saya, ganda putri kami justru kehilangan power dan kecepatan. Dan ini sudah saya rasakan cukup lama," kata Park.

"Selain itu, permainan netting ganda putri Jepang ini lebih lemah jika dibandingkan wakil negara lain. Lalu permainan setengah lapangan kami juga kurang bagus,"

"Sekarang ini nomor ganda putri dikuasai Jepang, China dan Korea. Saya akan memilih untuk lebih dulu mengatasi para wakil Korea," imbuhnya.

Para ganda putri Jepang memang cukup meredup pada paruh kedua tahun 2019 ini.

Dari tiga ganda putri terbaik mereka, satu-satunya yang berhasil kembali meraih gelar juara dalam enam bulan terakhir adalah Yuki Fukushima/Sayaka Hirota yang jadi juara Fuzhou China Open 2019.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Shin Tae-yong akan menjalankan proyek jangka panjang bersama PSSI selama empat tahun melatih Timnas Senior, Timnas U-20, dan Timnas U-23. . Pembenahan fisik para pemain pun akan menjadi perhatian utama pelatih berusia 50 tahun itu. . Hwan-yeonghabnida Shin. . #pssi #timnasday #timnasindonesia #gridnetwork

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on