Find Us On Social Media :

Kartu As Terakhir Kento Momota Demi Raih Medali Emas Olimpiade 2020

Kento Momota

 

Pada tahun lalu, secara keseluruhan Kento Momota sudah berhasil menyabet 11 titel kampiun.

Jika mau menilik lebih jauh, catatan statisik performa Momota tahun 2019 lalu hasilnya lebih mencengangkan.

Dari 73 penampilannya sepanjang 2019, Pemain kidal 24 tahun tersebut 'hanya' kalah sebanyak enam kali.

Itupun dari lawan yang berbeda-beda. Artinya, Kento Momota tak pernah menelan lebih dari satu kali kekalahan dari rival yang sama selama berkompetisi pada 2019 lalu.

 

Baca Juga: Jakarta Banjir Bandang, Anggaran Triliunan Rupiah Formula E Banjir Kritikan

Kemampuan Momota mempelajari kekalahannya inilah yang selalu menjadi nilai plus dari dirinya.

Dengan berbekal hasil fantastis dan gelar juara bejibun, tidak salah jika banyak yang menduga dan berekspektasi bahwa Kento Momota akan berjaya di Olimpiade Tokyo 2020 mendatang.

Namun demikian, ambisi Momota untuk meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 kemungkinan juga tidak akan mudah begitu saja.

Banyak rival Momota yang kini mulai mengencangkan sabuk mereka dan bersiap menjegal sang raja tunggal putra tersebut di pentas akbar empat tahunan.

Pelatih Kento Momota, Yosuke Nakanishi, lantas menyebut asa terakhir yang diharapkan dari anak didiknya dalam menghadapi situasi tersebut.

Kali ini bukan persoalan teknis maupun fisik atau taktik segala macam, melainkan dari sisi mental Kento Momota sendiri.

Terutama dalam kemampuan Momota memanfaatkan keuntungan bermain di hadapan dukungan publiknya sendiri.

"Saya belum bisa memastikan apakah bermain di kandang sendiri akan menjadi keuntungan bagi Momota di Olimpiade 2020 nanti," kata Yosuke Nakanishi dikutip SportFEAT.com dari Badminton Spirit.

"Hal tersebut bisa jadi keuntungan tapi bisa juga jadi bumerang, intinya semua nanti akhirnya akan bergantung pada mental dia sendiri," kata Nakanishi melanjutkan.

Baca Juga: Mohammad Ahsan adalah Alasan Kuat Hendra Setiawan Masih Ngotot Ingin ke Olimpiade Tokyo 2020

Nakanishi berharap, Kento Momota bisa mencontoh keberhasilan tunggal putra legendaris China, Lin Dan, saat pemain berjuluk Super Dan itu memenangi Olimpiade 2008.

Kala itu, Olimpiade 2008 dilaksanakan di Beijing, China dan saat itu pula Lin Dan sukses membukukan prestasi manis dengan menyabet medali emas pertamanya di hadapan publik Negeri Tirai Bambu.

"Melihat situasinya sekarang, Momota kemudian teringat Lin Dan. Dia mengamati permainan Lin Dan di Olimpiade Beijing 2008. Lin Dan saat itu bisa menang di hadapan publiknya sendiri," ujar Nakanishi.

"Kuncinya ada di dalam diri Lin Dan sendiri dalam menjalani pertandingan itu. Dan kemauan Momota untuk menganalisis pertandingan Lin Dan tersebut jelas memperlihatkan bahwa dirinya juga ingin seperti itu (dapat medali emas),"

"Jadi, sekarang pun kami berusaha menerapkan pola pikir bahwa bermain di hadapan publik sendiri akan sangat membantunya nanti," kata Nakanishi lagi.

Hasrat Kento Momota untuk meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 dipastikan akan semakin menguat setelah dia melewatkan kesempatan pertamanya di edisi Olimpiade Rio 2016.

Kala itu, Momota tidak bisa mengikuti Olimpiade Rio 2016 karena menjalani hukuman larangan bermain selama satu tahun penuh dari Asosiasi Bulu Tangkis Jepang (NBA) akibat terlibat judi ilegal.

 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Mou ingin VAR diganti namanya. . #tottenham #mourinho #ligainggris #premierleague #gridnetwork

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on