Find Us On Social Media :

Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan Dinilai Patut Jadi Teladan Bulu Tangkis Negara Lain

Pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, berpose di hall pelatnas, Cipayung, Jakarta, Jumat (3/1/2020).

SportFEAT.COM - Kemampuan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang mampu bersinar meski meniti jalur profesional tampaknya bisa jadi teladan bagi bulu tangkis negara lain.

Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan saat ini adalah ganda putra terbaik kedua Indonesia sekaligus di dunia.

Karier Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan juga terbilang melesat sepanjang 2019 lalu.

Embel-embel status pemain profesional alias non-pelatnas pun sama sekali tak mengurangi kehebatan penampilan mereka.

Justru, semenjak tak lagi menjadi penghuni tetap pelatnas sejak awal 2019 lalu, prestasi Ahsan/Hendra terus meningkat.

Pencapaian Ahsan/Hendra yang cukup signifikan ini tak heran membuat mereka menjadi sosok yang pantas menjadi panutan bagi ganda putra muda Indonesia.

Baca Juga: Ada-ada Saja, Malaysia Tak Izinkan Klub Terbaiknya Ikut ASEAN Club Championship karena Alasan Ini

Apalagi, mereka pun masih sering berlatih bersama ganda putra Indonesia lainnya di pelatnas PBSI sebagai sparring partner.

Penampilan pasangan yang akrab dijuluki The Daddies tersebut rupanya tak hanya patut menjadi panutan di negeri sendiri.

Salah satu media Malaysia, The Star, bahkan menyoroti penampilan apik Ahsan/Hendra dalam setahun belakangan ini.

Dilansir SportFEAT dari The Star, Ahsan/Hendra dianggap mampu menjadi contoh yang baik bagi bulu tangkis Negeri Jiran.

Khususnya dalam menerbitkan pemain terbaik tanpa harus memandang apakah pemain tersebut berstatus pelatnas atau bukan.

 

Salah satu yang menjadi sorotan soal penampilan apik Ahsan/Hendra sejauh ini adalah pahit manis tandem mereka.

Seperti diketahui, Ahsan/Hendra sebelumnya pernah menjadi ganda putra nomor satu dunia sebelum kemunculan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.

Ahsan/Hendra bahkan difavoritkan bersinar pada Olimpiade Rio 2016 lalu. Namun, hasil tak terduga justru terjadi di mana mereka gagal melewati fase penyisihan grup.

Usai gagal di Olimpiade Rio 2016, Ahsan dan Hendra berpisah.

Ahsan sempat dipasangkan dengan Berry Angriawan dan Rian Agung Saputro.

Sementara Hendra memilih hengkang dari pelatnas dan bertandem bersama pemain Malaysia, Tan Boon Heong.

Namun, keduanya tak mendapat hasil yang memuaskan.

Saat memutuskan kembali berpasangan pada 2018, hasilnya justru menggembirakan.

Baca Juga: Link Live Streaming Malaysia Masters 2020 - Menanti Aksi Jonatan dan Ruselli, Dua Wakil Indonesia Tersisa di Sektor Tunggal

Pengalaman pahit di Olimpiade Rio 2016 tampaknya benar-benar menjadi bekal cambukan semangat Ahsan/Hendra untuk tampil lebih baik.

"Kami sama sekali ngga berharap apa-apa saat berpasangan kembali," ucap Hendra dikutip SportFEAT.com dari The Star.

"Awalnya kami hanya ingin kembali ke 10 besar saja, itu sudah lebih dari cukup bagi kami. Tapi ternyata hasilnya sekarang lebih,"

"Dan kami sendiri ngga menyangka bisa mencapai hasil seperti sekarang ini," imbuhnya.

Ahsan/Hendra juga menuturkan bahwa status mereka saat ini sebagai profesional bukan menjadi beban mereka.

Apalagi, mereka berstatus sebagai sparring atau pasangan latih tanding di pelatnas PBSI.

Hal inilah yang dianggap Ahsan dan Hendra menjadi sebuah "win-win solution".

"Kalau ada satu masalah penting yang jadi persoalan pemain independen itu adalah keterbasan memiliki sparring yang bagus," kata Hendra.

"Jadi, sekarang ini kami sama-sama saling menguntungkan aja bersama PBSI, kami sama-sama saling membutuhkan,"

"Dari sisi pemain-pemain yang lebih muda juga bisa meningkatkan skill mereka dengan berlatih bersama pemain senior," ucapnya lagi.

(*)

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Debut hat-trick @cristiano di Liga Italia. . #juventus #seriea #ligaitalia #premierleague #ligainggris #laliga #ligaspanyol #gridnetwork

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on