Baca Juga: Greysia/Apriyani Jadi Wakil Indonesia Pertama yang Sukses Juarai Ajang Barcelona Spain Masters
Reli-reli panjang juga kerap tersaji di setiap gim.
Kendati berusaha menyerang dan menurunkan bola, Greysia/Apriyani tetap dipaksa bermain reli panjang oleh Stoeva/Stoeva yang memiliki defens cukup rapat.
"Pasangan Bulgaria ini main bagus, serangan mereka juga kuat. Kami sempat keteteran sampai di gim kedua," aku Greysia Polii, seperti dikutip SportFEAT.com dari Badminton Indonesia.
"Kami mau mneyerang juga defens mereka susah ditembus. Akhirnya kami mau nggak mau harus tahan sampai lawan bisa mati (melakukan kesalahan) sendiri," ujarnya.
Bermain reli panjang dengan strategi lob serang jelas amat menguras tenaga.
Namun, justru di sinilah muncul kekuatan tambahan yang didapat Greysia/Apriyani.
Highlights | ???????? Indonesian duo Polii and Rahayu dig in deep to take the title ???? against the resilient Stoeva sisters in a gruelling final ????#HSBCBWFbadminton #HSBCRaceToGuangzhou #SpainMasters2020 #WorldTour pic.twitter.com/pUb4MTBIXA
— BWF (@bwfmedia) February 23, 2020
Ketika mereka mulai terus dipaksa bermain reli oleh wakil Bulgaria, Apriyani menuturkan bahwa ada peran Eng Hian selaku pelatih mereka yang terus mengingatkan agar mereka mampu bertahan.
"Tadi (kemarin -red) penuh perjuangan ya. Dari gim pertama sampai pertengahan poin gim kedua. Tapi saat di gim kedua itu, Koh Didi (Eng Hian -red) bilang harus tahan, kuat pikirannya mau menang, mau menang," ungkap Apriyani Rahayu.
"Pada akhirnya, kami bisa keluar dari tekanan karena ada tujuannya,"
"Saat ketinggalan satu dua poin, di situ kami berpikir untuk mengembalikan situasi. Untuk bisa mimpin lagi," imbuhnya.