SportFEAT.COM - Pebulu tangkis India, HS Prannoy, kritik pedas BWF lantaran dianggap lalai dengan tetap nekat menggelar All England Open 2020.Gelaran All England Open 2020 memang sudah selesai digelar.Turnamen tersebut terbilang sukses meski digelar di tengah ancaman COVID-19 atau virus Corona.Namun demikian, sepekan usai gelaran All England 2020, masalah justru mulai muncul ke permukaan.
Baca Juga: Tunggu COVID-19 Mereda, Indonesia Open 2020 Berpotensi Digelar September Tahun Ini
Sontak hal tersebut membuat terkejut beberapa pebulu tangkis dunia. Salah satunya HS Prannoy.HS Prannoy menjadi satu dari beberapa pemain India yang berangkat mengikuti All England Open 2020.Prannoy mengira panitia pelaksana All England 2020 bakal mencover semua keamanan dan kenyamanan pemain selama bertanding.Salah satu yang ia harapkan adalah tidak adanya penonton.Namun yang terjadi justru sebaliknya, selama gelaran All England 2020, penonton dipersilakan keluar masuk venue secara bebas.
Baca Juga: Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi Ternyata Sempat Menangis Usai Kalah Telak di All England 2020"Menurut saya, BWF benar-benar membuat suatu keputusan yang bodoh. BWF bersikeras menyelenggarakan turnamen, padahal setidaknya mereka bisa menyelenggarakan turnamen tanpa penonton," kata Prannoy.HS Prannoy mengkritik BWF memutuskan tetap menggelar All England 2020 karena seolah hanya ogah merugi.Maklum, All England 2020 merupakan turnamen prestisius dengan kategori BWF World Tour Super 1000 yang menyuguhkan hadiah total sebesar 15,6 miliar rupiah."Turnamen olahraga lain saja sudah menunda semuanya jauh-jauh hari, tapi kenapa BWF lamban? Mereka hany berpikir soal uang," kata Prannoy.
Baca Juga: Harapan Pebulu Tangkis Ganda Putra Senior Indonesia Soal Gelaran Olimpiade Tokyo 2020Kritik tajam Prannoy makin berapi-api saat dia menyinggung ucapan Presiden BWF, Poul-Erik Hoyer Larsen yang pada sehari setelah All England 2020 tuntas digelar mengklaim bahwa tidak ada pemain yang positif COVID-19."Presiden BWF seharusnya bisa lebih bertanggung jawab dan bisa lebih sensitif soal masalah ini," tegas Prannoy."Selang sehari setelah statemen dia, ada kabar dari pemain (sparring) Taiwan yang positif Corona. Padahal kalau saja All England 2020 batal digelar, kasus tersebut tidak akan terjadi," tandasnya.(*)