SportFEAT.COM - Kanada menjadi negara pertama yang dengan lantang memutuskan untuk mundur dari Olimpiade Tokyo 2020 di tengah pandemi COVID-19 atau virus Corona.
Tekanan dari berbagai belahan dunia, khususnya dari Amerika Serikat dan Eropa kini semakin menyudutkan penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020.
Komite Olimpiade Internasional (IOC) selaku pihak yang paling berwenang soal Olimpiade Tokyo 2020 dinilai tak kunjung tegas menentukan nasib ajang empat tahunan tersebut.
Beberapa turnamen internasional bahkan lokal dari setiap negara mulai mengalami penundaan akibat pandemi virus Corona.
Namun, IOC sampai berita ini ditulis masih belum memutuskan apapun soal kepastian Olimpiade Tokyo 2020.
Bahkan, agenda Torch Relay atau estafet obor Olimpiade justru masih terus berlangsung, bahkan dihadiri oleh banyak publik di Jepang.
Agenda tersebut seolah menggambarkan bahwa IOC tidak sensitif dengan adanya pandemi virus Corona yang kini menyerang secara global bahkan sudah menyebabkan lebih dari 13.000 orang meninggal dunia.
Baca Juga: Laga Sepak Bola Ini Diidentifikasi sebagai Sumber Penyebaran Virus Corona di Italia
Keadaan tersebut tentu dirasa tak lazim bagi dunia jika ingin mengadakan ajang sekelas Olimpiade Tokyo 2020, meski jadwalnya masih akan berlangsung pada 24 Juli sampai 9 Agustus mendatang.
"Komite Olimpiade Kanada (COC) sangat meminta IOC dan WHO (Badan Kesehatan Dunia) untuk segera menentukan sikap dengan menunda ajang Olimpiade Tokyo 2020 hingga satu tahun ke depan," ucap pernyataan resmi pihak COC, dikutip SportFEAT.com dari Times of India.
"Kami akan sangat mendukung pihak terkait untuk membantu semua hal-hal yang diperlukan jika harus melakukan jadwal ulang Olimpiade,"
"Tidak ada yang jauh lebih penting daripada masalah kesehatan dan keamanan bagi para atlet kami dan negara lainnya,".
Baca Juga: Gegara Pemain Legendaris Brasil Ini, Satu Negara di Afrika Rela Hentikan Perang Saudara
Andai Olimpiade Tokyo 2020 tetap berjalan sesuai jadwal, segala hal berkaitan dengan persiapan atlet memang akan sangat berantakan.
Selain kualifikasi Olimpiade yang terpotong akibat berbagai penundaan turnamen, sesi latihan setiap atlet juga tentu berkurang akibat situasi saat ini tak mendukung untuk melakukan rutinitas mereka.
Selain itu, rangkaian tes doping sebelum Olimpiade Tokyo 2020 tentu akan menjadi masalah utama, mengingat tidak semua atlet dari berbagai belahan negara bisa bebas bepergian.
Mundurnya Kanada dari Olimpiade Tokyo 2020 ini semakin memperbesar tekanan yang diarahkan ke pihak IOC.
Bahkan, dari kubu Jepang sendiri, sudah ada yang menyerukan agar Olimpiade Tokyo 2020 ditunda, bukan dibatalkan.
Dia adalah anggota Komite Olimpiade Jepang, Kaori Yamaguchi yang juga merupakan mantan pejudo Jepang.
Yamaguchi menilai bahwa seruan IOC (Komite Olimpiade Internasional) kepada seluruh atlet dunia agar tetap berlatih mempersiapkan diri menuju Olimpiade Tokyo 2020 justru membuat atlet dalam posisi tertekan.
Pasalnya, seluruh dunia kini tengah disibukkan dengan masalah yang sama, yakni pandemi virus Corona. Padahal, Olimpiade Tokyo 2020 menurut Yamaguchi seharusnya menjadi ajang para atlet untuk berkompetisi dengan rasa damai dan nyaman.
"Tidak seperti olahraga lainnya, Olimpiade itu adalah simbol ideal tentang penyelenggaraan kompetisi yang penuh kedamaian untuk seluruh dunia," kata Yamaguchi.
"Kita tidak seharunya nekat menyelenggarakan Olimpiade Tokyo 2020 (di tanggal tersebut -red) jika orang-orang dari seluruh dunia justru tidak bisa menikmatinya," ucapnya.
Sejauh ini, belum pernah ada agenda Olimpiade yang harus ditunda di masa-masa 'damai'.
Namun ketika masih terjadi perang dunia, Jepang pernah merasakannya. Olimpiade 1940 yang mestinya dihelat di Tokyo, Jepang mendadak harus batal dilaksanakan akibat Perang Dunia II.
Terakhir kali Jepang menggelar ajang Olimpiade sudah terjadi sekitar 56 tahun lalu, tepatnya pada Olimpiade 1964.(*)