"Itu bagus ya untuk semua pihak, karena sekarang kita semua sama-sama bisa fokus ke kesehatan dan keamanan," ucap Hendrawan dikutip SportFEAT.com dari The Star.
"Para pemain juga bisa punya waktu lebih banyak untuk mempersiapkan diri," imbuhnya.
Nemun pada sisi lain, ditundanya Olimpiade Tokyo 2020 ternyata juga menghadirkan kekhawatiran tersendiri bagi Hendrawan.
Salah satu hal yang membuatnya gundah karena ia takut adanya penundaan Olimpiade Tokyo 2020 bisa mempengaruhi ritme performa pemain.
Maklum, anak didik Hendrawan, Lee Zii Jia, baru saja menunjukkan tren positif sepanjang beberapa gelaran turnamen awal tahun 2020.
Salah satunya diperlihatkan Lee Zii Jia pada All England Open 2020.
Di turnamen prestisius tersebut, Lee yang baru menjalani debut All England pertamanya itu langsung mampu melesat hingga ke babak semifinal.
Ia pun sukses menyingkirkan nama-nama tunggal putra unggulan seperti Jonatan Christie dan Chen Long.
Berkat penampilannya tersebut, peringkat Lee Zii Jia langsung meroket dan kini bertengger di peringkat 10 dunia.
Baca Juga: Karier Sudah di Ujung Tanduk, Hanya Persoalan Waktu Menunggu Lin Dan Putuskan Pensiun
"Pada sisi lain, banyaknya turnamen yang ditunda (termasuk Olimpaide Tokyo 2020) ditakutkan bisa merusak ritme para pemain kami, yang mana mereka semua masih muda-muda," ucap Hendrawan.
"Saya takut kalau mereka tidak bisa menghandle situasi seperti ini," lanjutnya.
"Beberapa pemain Malaysia sedang dalam kondisi bagus. Mereka sedang berapi-api mainya, mereka juga punya kmotivasi kuat,"
"Tapi sekarang keadaan semuanya berubah (karena turnamen ditunda -red)," tandasnya.