SportFEAT.COM - Penundaan Olimpiade Tokyo 2020 tetap tak bisa membantu banyak dua tunggal putri peraih SEA Games asal Malaysia, Kisona Selvaduray dan Goh jin Wei.Sebagian pemain merasa adanya penundaan Olimpiade Tokyo 2020 membuat mereka semakin memiliki banyak waktu untuk melakukan persiapan.Olimpiade Tokyo 2020 memang ditunda selama satu tahun ke depan.Menurut rencana, Olimpiade Tokyo 2020 akan bergulir pada 23 Juli sampai 8 Agustus 2021 mendatang.Namun demikian, jeda waktu lebih dari satu tahun tersebut nampaknya tak berarti apa-apa bagi dua tunggal putri Malaysia, Goh Jin Wei dan Kisona Selvaduray.Kisona Selvaduray sebenarnya tengah dalam performa terbaiknya.
Baca Juga: Nasib Piala Thomas dan Uber 2020 Kembali Temui Tanda Tanya Besar
Ia baru saja sukses membuat kejutan dengan meraih medali emas SEA Games 2019 lalu.Sementara itu, Goh Jin Wei juga pernah meraih medali emas SEA Games 2017.Goh pun sebenarnya sempat digadang-gadang menjadi salah satu andalan tunggal putri Negeri Jiran.Sebab di level junior Goh Jin Wei begitu dominan hingga berhasil meraih dua gelar Juara Dunia Junior (2015 dan 2018) serta menyabet medali emas Olimpiade Junior 2018.Alasan utama bahwa Kisona Selvaduray dan Goh Jin Wei sulit untuk mengejar kualifikasi Olimpaide Tokyo 2020 terletak pada peringkat mereka.
Baca Juga: Ronaldinho Bakal Bebas dari Penjara dan Jadi Tahanan Rumah Usai Bayar Jaminan 25 Miliar RupiahPelatih tunggal putri Malaysia, Tey Seu Bock yang menyadari hal tersebut pun kini lebih memilih untuk menatap target di Olimpiade 2024."Mereka mungkin tak bisa lolos di olimpiade kali ini, tapi saya yakin Jin Wei dan Kisona bisa menjadi andalan kami untuk meraih medali pada Olimpiade 2024 nanti," ucap Tey Seu Bock dilansir SportFEAT.com dari The Star.Saat ini, Kisona masih duduk di peringkat 92 dunia, sedangkan Goh Jin Wei terlempar dari 100 besar dunia.Kisona memang masih pendatang baru di nomor tunggal putri dunia.Wajar jika keberhasilannya di SEA Games 2019 lalu dianggap sebagai kejutan besar.Adapun Goh Jin Wei sebenarnya pernah berada di 30 besar dunia. Tetapi sakit yang ia derita sepanjang 2019 lalu membuatnya harus rela absen berkompetisi cukup lama.
"Mereka kini punya peringkat yang masih sangat rendah, sulit bagi mereka untuk ikut turnamen-turnamen dengan level kompetisi yang tinggi jika nanti kompetisi bergulir normal kembali," jelas Tey Seu Bock.