Carlos mengatakan mengapa ia tak bertahan lama di Inter Milan, sebab dirinya merasa tidak ada kecocokan dengan pelatih Inter saat itu Roy Hodgson.
Hodgson kala itu memasang Roberto Carlos sebagai gelandang sayap bukan sebagai bek kiri yang merupakan posisi idealnya.
Alhasil Carlos tampil secara tidak maksimal selama membela Inter Milan.
Lebih parahnya Carlos tidak dipanggil Timnas Brazil untuk turnamen Copa Amerika 1997.
Baca Juga: Panitia Mendadak Sebut Olimpiade Tokyo 2020 Belum Terjamin Bisa Bergulir pada Juli 2021
"Roy Hodgson menghancurkan karier saya di Inter, ia membuat saya bermain di lini tengah," ujar Roberto Carlos dilansir SportFEAT.COM dari Marca.
"Saya tidak memiliki kesempatan untuk bermain bersama Tim nasional Brazil dan saat itu ada turnamen Copa America 1997," tambahnya.
Setelah satu musim berseragam Inter Milan, Roberto Carlos selanjutnya direkrut oleh Real Madrid yang saat itu dilatih Fabio Capello.
Diakui oleh Carlos, kepindahannya ke Madrid pada tahun 1997 merupakan awal tonggak kesuskesannya sebagai pesepak bola.
Hal ini terbukti dengan persembahan empat trofi Liga Spanyol dan tiga trofi Liga Champions Eropa.
"Saya berbicara pada Moratti (Presiden Inter kala itu) untuk menjual saya,"
"Saya pergi ke Madrid untuk bergabung dengan Capello, ia pelatih paling penting yang pernah saya miliki," ujar Roberto Carlos.
Semenjak bersama Real Madrid itulah Roberto Crlos menjelma menjadi pemain sepak bola ternama yang terkenal dengan tendangan kerasnya.
Aksinya yang paling diingat adalah ketika dirinya melakukan tendangan bebas jarak jauh kala menghadapi Prancis dalam laga Piala Dunia 1998.
(*)