SportFEAT.COM - Pelatih Sabah FA asal Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, menceritakan kondisinya saat ini yang tak bisa merasakan pulang kampung.
Kurniawan Dwi Yulianto saat ini tercatat sebagai pelatih kontestan Liga Malaysia Sabah FA sejak awal musim.
Akan tetapi karier sebagai arsitek Sabah FA harus terganggu lantaran kompetisi sepak bola kasta teratas Negeri Jiran dihentikan sementara.
Penyebabnya tak lain karena pandemi COVID-19 yang telah menyerang Malaysia sejak dua bulan terakhir.
Hal itu pula yang membuat Kurniawan tak bisa pulang ke kampung halaman di Magelang, Indonesia.
Baca Juga: Diproyeksikan Jadi Suksesor Marcelo, Pemain Muda Valencia Justru Tolak Pinangan Real Madrid
Selain itu, pemain legendaris timnas Indonesia ini terpaksa harus melewatkan suasana puasa dan lebaran jauh dari keluarga besar.
Meski begitu, Kurniawan mengaku sedikit lega menjalani puasa dan lebaran di Negeri Jiran.
Dalam sebuah wawancara dengan media Malaysia, Stadium Astro, Kurniawan menyebut kehadiran istri dan anak-anak di sampingnya sedikit mengobati kerinduan.
“Sepertinya hari raya tahun ini di Sabah saja, karena memang situasinya seperti ini (lockdown)," kata Kurniawan, dikutip SportFEAT.com dari Stadium Astro.
"Tapi alhamdulillah, isteri dan anak-anak saya ada di sini juga. Biasanya kalau hari raya memang selalu bersama keluarga besar."
Baca Juga: Curi Perhatian, Pemain Muda Ini Sempat Ingin Dibawa Francesco Totti ke AS Roma
Mantan striker berjuluk Si Kurus ini juga mengatakan saat ini dirinya merindukan suasana sholat tarawih dan tradisi membeli takjil.
Tak hanya itu, Kurniawan mengaku sebenarnya sangat menantikan momen-momen saling mengunjungi di antara saudara dan teman-temannya.
“Kami mencoba untuk berpikiran positif, dan mengambil hikmah dari semua kejadian ini, bahawa kita diingatkan untuk lebih menjaga kesehatan dan kebersihan," ucapnya memungkasi.
Baca Juga: Mantan Pelatih Timnas Bongkar Kebiasaan Buruk Masyarakat Indonesia ke Media Asing
Sementara itu, Kurniawan Dwi Yulianto berhasil mengantarkan klubnya Sabah FA duduk di lima besar klasemen Liga Malaysia sebelum dihentikan.
Klub yang berasal dari utara Pulau Kalimantan itu mengoleksi lima poin hasil dari empat pertandingan awal.