SportFEAT.COM - Kabid Binpres PBSI, Susy Susanti menyebut akan ada satu tantangan besar yang ditemui skuad junior dalam usaha mereka mempertahankan Piala Suhandinata tahun ini.
Salah satu agenda besar PBSI tahun ini tak cuma ada di level senior, tapi juga di kelas junior.
Di tengah jeda kompetisi akibat virus Corona, PBSI tengah mematangkan persiapan Kejuaraan Dunia Junior 2020 termasuk Piala Suhandinata 2020.
Kejuaraan Dunia Junior 2020 rencananya akan bergulir di Selandia Baru pada September mendatang.
Baca Juga: Tak Ingin Perpanjang Kontrak dengan Thailand, Rexy Mainaky Beri Sinyal Kembali ke Malaysia
Khusus di ajang beregu atau Piala Suhandinata, Indonesia merupakan juara bertahan.
Gelar juara bertahan disandang skuad Merah Putih usai mencetak sejarah meraih Piala Suhandinata untuk pertama kalinya pada edisi 2019 lalu.
Kala itu, tim Indonesia menang dramatis dengan skor 3-1 atas tim kuat China.
Meski begitu, ada satu tantangan besar skuad junior Indonesia untuk mempertahankan Piala Suhandinata tahun ini.
Seperti yang dituturkan oleh Kabid Binpres PBSI, Susy Susanti.
Susy Susanti menilai bahwa ada tantangan baru bagi pemain junior Indonesia, yang tak cuma soal performa.
Tantangan tersebut adalah jam terbang yang minim akibat banyaknya turnamen ditunda tahun ini, termasuk nasib Kejuaraan Asia junior (AJC) yang juga masih jad tanda tanya.
Baca Juga: Liga Jerman Siap Lanjut Pertengahan Mei 2020, Kiper Bayern Muenchen Sindir Sikap Salomon Kalou
"Sampai sekarang belum ada info dari BWF terkait AJC, ada kemungkinan di-cancel dan bisa jadi langsung ke WJC," jelas Susy dilansir SportFEAT.com dari Badminton Indonesia.
"Bedanya mungkin jam terbang atlet junior jadi berkurang dengan ditiadakannya AJC sebelum WJC. Belum lagi turnamen-turnamen junior yang lain yang kemungkinan batal juga," imbuhnya.
Di sisi lain, Susy juga membeberkan bahwa peta kekuatan tim Indonesia tahun ini sudah sedikit berbeda dari skuad tahun lalu.
Baca Juga: Marc Marquez Kesal Cedera Bahunya Dijadikan Kambing Hitam Masalah Motor Honda
Dalam kacamata Susy, ada beberapa sektor yang sudah tidak sekuat pada tahun lalu.
Penyebabnya tidak lain karena ada beberapa pemain yang sudah naik kelas ke level senior seperti Leo Rolly Carnando dan Daniel Marthin.
"Materi pemain tahun ini beda dengan tahun lalu, ada beberapa sektor yang tidak sekuat tahun lalu," kata Susy.
"Di ganda putra misalnya, tahun lalu kami punya Leo/Daniel yang jadi kartu As kami," lanjutnya.
Meski begitu, Susy tetap menaruh harapan pada nomor lain, sebagaiman Indonesia masih memiliki beberapa nama andalan di tunggal putri seperti Putri Kusuma Wardani dan ganda campuran.
"Tahun ini kekuatan ada di ganda campuran, tunggal putri dan ganda putri yang posisi rangkingnya cukup lumayan," ucap Susy.
Baca Juga: Chen Long Makin Menua, Tim Pelatih Tunggal Putra China Adopsi Sistem Latihan Baru
Ganda campuran junior Indonesia masih memiliki Indah Cahya Sari Jamil yang kini berpasangan dengan Teges Satriaji Cahyo Hutomo.
Sementara di ganda putri, skuad junior Indonesia memiliki pasangan peringkat dua dunia di kelas junior yakni Melani Mamahit/Tryola Nadia.
(*)