SportFEAT.COM - Mantan tunggal putra legendaris Indonesia, Taufik Hidayat rupanya justru tak ingin sang putra berprofesi sebagai atlet.
Taufik Hidayat belum lama ini membeberkan bahwa ia justru tidak ingin jika sang anak berprofesi sebagai atlet.
Nama Taufik Hidayat mendadak ramai diperbincangkan setelah terlibat sebagai saksi kasus dugaan suap mantan Menpora Imam Nahrawi.
Tidak cuma itu saja, Taufik Hidayat juga kembali menghiasi headline media berkat ucapan dan kritik pedasnya terhadap Kemenpora hingga instansi PBSI.
Baca Juga: Taufik Hidayat Masuk Skuad 'Dream Team' Piala Thomas Versi Lee Chong Wei
Kritik pedas tersbeut ia sampaikan tatkala melakoni sesi bincang-bincang via podcast bersama Deddy Corbuzier.
Namun demikian, selain mengulik soal politik dan kinerja PBSI dalam anggapan Taufik, peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 itu justru mengungkap fakta mengejutkan.
Taufik yang notabene mantan pemain tunggal putra itu justru tidak ingin buah hatinya berprofesi sebagai atlet.
"Menjadi atlet bukan hal yang salah kok," kata Taufik dilansir SportFEAT.com dari Antara.
Taufik menjelaskan, bahwa ketidakinginannya melihat buah hatinya menjadi atlet adalah karena proses yang bakal dilalui akan terjal.
Untuk meraih posisi sebagai pemain top, maka seorang atlet harus bersaing dengan ribuan atlet lainnya.
Baca Juga: Latihan Bersama Para Ganda Putra Top Dunia Jadi Kesempatan Emas Leo Rolly Carnando
Proses mendulang kesuksesan pun tidak mudah.
Hal-hal semacam inilah yang tidak ingin Taufik lihat terjadi pada sang anak.
Taufik sendiri dikarunia dua orang anak, satu putri bernama Natarina Alika Hidayat dan satu putra Nayutama Prawira Hidayat, dari hasil pernikahan dengan Ami Gumelar.
Baca Juga: Sering Gagal Puasa Penuh, Tahun Ini Fajar Alfian Bertekad 'Full' Selama Karantina
Taufik Hidayat sendiri resmi menggantungkan raketnya pada 2013 lalu.
Juara Dunia 2005 itu lantas mulai merambah dunia politik.
Sejauh ini Taufik Hidayat pernah mengemban tugas sebagai Wakil Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) 2016-2017 serta staf khusus Kemenpora.
(*)