SportFEAT.COM - Keita Balde Diao memutuskan untuk membantu orang-orang imigran dari Afrika yang bekerja di Spanyol karena mengalami kesulitan.
Keita Balde Diao mulai dikenal publik saat pertama kali merumput bersama klub Serie A Lazio.
Meski begitu, Keita Balde Diao ternyata sempat mengeyam pendidikan di akademi sepak bola milik Barcelona, La Masia.
Tak berhenti disitu, Keita Balde juga lahir dan besar di kota kecil bernama Arbucies, yang terletak di Katalunya.
Ia merupakan anak dari pasangan imigran dari Afrika tepatnya Senegal.
Baca Juga: Sir Alex Ferguson Berikan Pujian Paket Komplit Kepada Mantan Anak Asuhnya Ini
Hal itu pula yang membuat dirinya memutuskan untuk membela timnas Senegal ketimbang Spanyol, tempat kelahirannya.
Atas dasar itu, pemain yang kini membela AS Monaco itu tersentuh tatkala mendengar kabar tentang para imigran Afrika, khususnya dari Senegal, yang bekerja di Spanyol tidak mendapatkan tempat tinggal yang layak selama karantina wilayah akibat pandemi COVID-19.
Banyak hotel, tempat penginapan, apartemen maupun rumah sewa, enggan menerima orang-orang berkulit hitam.
Keita Balde akhirnya memutuskan untuk mengulurkan tangan dengan menampung orang-orang tersebut.
Balde mengaku akan berjuang untuk mencarikan tempat tinggal layak plus bahan pokok agar para imigran Afrika bisa tinggal selama status darurat diterapkan di Spanyol.
"Kami kurang beruntung saat hendak menyewa penginapan," ucap Balde, dikutip SportFEAT.com dari Marca.
"Semua karena sistem yang buruk atau sesuatu hal yang bisa memberikan anda masalah terkait faktor kulit anda dari negara yang berbeda di luar Spanyol).
Baca Juga: Eks Pemain Barcelona dan Manchester City Buka Peluang Tampil di Liga Malaysia
"Saya meminta mereka sedikit bersabar dan kuat menghadapi kondisi ini," tuturnya menjelaskan.
Seorang aktivis kemanusiaan bernama Nogay Ndiaye, menyebut beberapa warga Spanyol telah salah menilai imigran-imigran tersebut.
"Kami selalu mengajukan penawaran kepada hotel, hostel dan penginapan lainnya untuk menampung 200 orang selama empat bulan," ujar Ndiaye.
"Tapi, kebanyakan dari mereka menolaknya. Ini jelas sikap rasialis.Mereka enggan membuka pintu kepada 50 orang kulit hitam di hotel.
"Hingga sekarang hanya ada satu hotel saja yang memberikan respons baik," imbuhnya memungkasi.
Baca Juga: Vietnam Buka Peluang Jadi Tuan Rumah Tunggal Piala AFF 2020 Asal...