SportFEAT.COM - Gelandang Leicester City, Wilfred Ndidi mempunyai cerita unik sebelum dikenal sebagai pesepak bola seperti saat ini.
Wilfred Ndidi menjadi pemain andalan Leicester City sejak empat musim terakhir.
Pemain timnas Nigeria ini didatangkan manajemen The Foxes dari klub Belgia, KRC Genk pada 2017 lalu.
Hingga saat ini, Ndidi telah mencatatkan 130 laga bersama Leicester City.
Baca Juga: Inilah Pelatih asal Inggris Terakhir yang Menjuarai Kompetisi Teratas Negeri Ratu Elizabeth
Penampilannya yang lugas dan disiplin membuatnya menjadi incaran beberapa klub besar, salah satunya Manchester United.
Namun siapa sangka, di balik karier cemerlangnya saat ini, pemain berusia 23 tahun itu harus mengalami masa muda yang keras.
Pemain bernama lengkap Onyinye Wilfred Ndidi itu harus berjuang sejak kecil karena faktor ekonomi yang dialami keluarganya.
Meski ayahnya seorang anggota militer, Ndidi kecil harus membantu keluarganya untuk bertahan hidup sembari menggantung impian sebagai pesepak bola profesional.
Sejak bocah, pemain yang berposisi sebagai gelandang ini sudah terbiasa hidup di jalanan demi mendapatkan uang membantu kebutuhan keluarga.
"Ibu saya adalah penjual makanan. Saya membantunya dengan menjajakan dagangan," ucap Ndidi, dikutip SportFEAT.com dari Foxes of Leicester.
"Saya tidak menyesali itu karena saya tumbuh dewasa dengan semua kesulitan untuk bertahan hidup. Tidak ada buah yang tidak saya jual.
Baca Juga: Atalanta, Ancaman Baru Tim Papan Atas Serie A Italia
Ndidi kecil bahkan mengaku bahwa pasar adalah tempat yang wajib ia kunjungi setiap hari untuk menjual hasil kebun miliknya.
"Saya adalah bocah yang ada di pasar dan dikenal sebagai penjual hasil kebun. Sebab hanya itulah yang ada setiap musimnya," ucap Ndidi bercerita.
"Saya pernah menjual paprika, tomat, hingga alpukat. Kami menjual buah-buahan dengan musim yang berbeda.
"Semua ini dilakukan demi bertahan hidup di dalam dan luar zona militer," imbuh pemilik 36 caps bersama timnas Nigeria itu.
Lebih lanjut, saat kecil dirinya sempat dilarang orang tuanya terutama ayahnya yang seorang militer untuk bermain sepak bola.
Sang ayah justru menginginkan Ndidi agar fokus pada pendidikan formal di sekolah.
Tapi, karena keterbatasan kondisi finansial, orang tua Ndidi tidak bisa membiayai sekolah sang putra tercinta.
"Ayah sering menghukum saya karena tahu saya bermain sepak bola secara sembunyi-sembunyi," kata Ndidi.
"Namun, saya bersikeras karena saya menyukai olahraga ini. Sekarang, orang tua saya bangga dengan apa yang saya kerjakan di lapangan."
Baca Juga: Ambisi Striker Buangan Manchester United Bersama Inter Milan di Sisa Musim