Find Us On Social Media :

Indonesia Mundur dari Piala Thomas dan Uber 2020, 'Nyesek' Namun Ini Pilihan Terbaik PBSI

Para pemain dan pelatih tim bulu tangkis putra Indonesia saat pengalungan medali juara Kejuaraan Beregu Asia 2020.

"Tim Indonesia dipastikan mundur dari Piala Thomas & Uber 2020," tutur Sekjend PBSI, Achmad Budiharto, dikutip dari Badminton Indonesia.

"Kami sudah mengirim surat ke Menpora dan akan segera mengirim pernyataan tertulis ke BWF mengenai hal ini. Keputusan ini diambil setelah kami berdiskusi dengan para atlet dan tim ofisial,” ujarnya.

Ada tiga alasan utama yang mendasari PBSI mengambil keputusan tersebut.

Yang pertama adalah adanya rasa khawatir dari para atlet terhadap kemungkinan terpapar COVD-19.

Baca Juga: Praveen/Melati Dilarang Lengah, Ganda Campuran Tuan Rumah Kejar Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020

Risiko terkena virus tersebut memang semakin tinggi mengingat para pemain akan melewati rangkaian perjalanan jarak jauh, di tempat transit atau di bahkan di arena pertandingan.

Adapun alasan kedua, para atlet dan ofisial merasa ragu untuk nekat tampil di Piala Thomas dan Uber 2020 karena BWF tidak memberikan jaminan papaun.

BWF sedari awal belum memberikan kejelasan bagaimana jika ada korban positif yang terdeteksi saat pemain dan ofisial tengah berada dalama rangkaian laga.

Bahkan diketahui, sesampainya di Denmark nanti, tidak ada keharusan menjalani karantina bagi pemain dan hanya cukup menunjukkan dokumen bebas COVID-19.

Baca Juga: Bangun Dinasti Bulu Tangkis? Begini Jawaban Ayah Marcus Gideon Tentang Masa Depan Sang Cucu

Sedangkan alasan ketiga adalah para jajaran pimpinan PBSI, yaitu Ketua Umum PP PBSI Wiranto, Wakil Ketua Umum I dan Ketua Harian PP PBSI Alex Tirta, Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto, serta Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti mempertimbangkan dua alasan sebelumnya.

Mereka akhirnya menyatakan bahwa keputusan mundur adalah yang terbaik.

"Kalau ditarik dari awal, semuanya semangat karena melihat kesempatan yang begitu besar," ujar Budiharto.

"Tapi dalam perjalanan waktu dan mencermati perkembangan Covid-19 yang belum terselesaikan, baik di Indonesia maupun di negara lain, menimbulkan keraguan para atlet," jelasnya.