SportFEAT.COM - Khabib Nurmagomedov yang dikenal sebagai petarung muslim yang taat merasa tak pantas saat namanya disejajarkan dengan sosok Muhammad Ali.
Belum lama ini nama Khabib Nurmagomedov dikaitkan dengan legenda tinju dunia, Muhammad Ali.
Khabib Nurmagomedov adalah petarung UFC yang memiliki performa fantastis.
Bertarung di divisi kelas ringan, petarung asal Rusia itu sama sekali belum pernah menelan kekalahan dalam kariernya di UFC.
Baca Juga: Khabib Nurmagomedov Tak Terima Pelatihnya Diremehkan Justin Gaethje
Saat ini Khabib sudah menjalani 28 laga, dan semuanya berhasil ia sapu bersih.
Nama Khabib Nurmagomedov melambung bukan hanya karena ia petarung hebat.
Akan tetapi, dia juga disorot karena ketaaatnya sebagai seorang muslim ketika sudah berada di luar arena oktagon.
Berangkat dari hal-hal tersebut, petarung berjulukan The Eagle itu pun lantas sempat disamakan dengan sosok Muhammad Ali.
Muhammad Ali juga memiliki prestasi mentereng di ajang tinju yang penuh perjuangan besar dalam kariernya sebagai seorang muslim.
Mendengar ada yang menyamakan dirinya seperti Muhammad Ali, Khabib Nurmagomedov pun langsung menyanggahnya.
Baca Juga: Tony Ferguson Minta UFC Bayar Gaji Dustin Poirier demi Suguhan Menarik di UFC 254
Menurut petarung 31 tahun itu, dirinya sama sekali tak pantas disejajarkan dengan sosok legendaris Muhammad Ali.
"Membandingkan Muhammad Ali dengan saya adalah sebuah hal yang keliru," ujar Khabib Nurmagomedov kepada Sports Rush.
"Mungkin jika melihat dari segi karier dan kami yang sama-sama muslim, itu memang sama. tapi semua hal yang dia lakukan di luar ring, jelas tidak bisa dibandingkan dengan orang seperti saya," katanya.
Baca Juga: Cuitan Conor McGregor Bernada Frustrasi yang buat Resah Penggemar Usai Dituduh Lakukan Pelecehan
Khabib Nurmagomedov menilai bahwa sosok Muhammad Ali jauh lebih memiliki perjuangan besar selama berkarier.
Bukan hanya soal prestasi dan sebagai seorang muslim, namun juga karena tantangan menghadapi pandangan orang yang masih rasis pada masa lalu.
"Pada saat dia menjadi juara, dia sudah berjuang besar. Di Amerika saat itu orang berkulit hitam diperlakukan dengan buruk," jelas Khabib.
"Bahkan yang saya dengar dari ceritanya, dia sempat tidak dilayani saat memesan makanan di restoran," kata dia.
Menurut Khabib, Muhammad Ali mampu menanggalkan label juara ketika sudah turun dari ring tinju.
Andai ia mau disamakan dengan Ali, Khabib merasa harus ke masa lampau dan merasakan hidup sebagai orang berkulit hitam, agar sebanding dengan perjuangan Muhammad Ali.
"Dia melupakan medali emasnya jika sudah di luar ring. Sikapnya berubah drastis, tidak garang seperti saat bertinju. Jadi, kami sama sekali tidak bisa dibandingkan," kata Khabib.
"Kalau mau membandingkan saya dengannya, maka saya harus pergi ke masa lalu dan menjadi orang berkulit hitam, lalu menjadi juara,"
"Barulah kita bisa melihat, apakah saya bisa bersikap seperti dia dengan situasi semacam itu,"
"Saya senang orang-orang memperhatikan kami dan membuat perbandingan seperti ini, tapi saya tidak pantas disamakan dengannya," ucapnya.
Muhammad Ali adalah petinju berkulit hitam yang lahir dengan nama Cassius Clay.
Pada 1964 silam, ia menjadi mualaf.
Muhammad Ali telah meninggal dunia pada 2016 lalu di usianya yang ke-74 setelah berjuang melawan komplikasi penyakit Parkinson.
(*)