"Semua orang berpikir dengan kepalanya, semua orang memutuskan bagaimana dia percaya dengan perasaanya," ujar Agostini dilansir SportFEAT.COM dari Tuttomotoriweb.
"Jika Valentino ingin terus balapan, dan mereka memberinya motor, kami tidak bisa mengkritiknya,"
"Jika anda bertanya kepada saya secara pribadi ketika saya mulai tidak menang seperti sebelumnya, dan saya mulai finis ke-2 atau ke-3, mereka berkata saya selesai," ujar Agostini.
Giacomo Agostini mengakui dirinya sempat merasa berat ketika harus melepaskan dunia yang ia cintai selama separuh hidupnya ini.
"Saya sempat menangis selama tiga hari ketika saya memutuskan untuk pergi, jadi saya mengerti ini sulit tapi saya memiliki kekuatan untuk melakukannya," ujar Agostini.
Agostini kemudian mengatakan bahwa kepopuleran seorang atlet terjadi ketika dirinya berhasil meraih gelar juara sebanyak mungkin.