"Dari kemarin sebenarnya sudah tidak bisa nahan, sebenarnya bukan dari kemarin, tapi setiap hari juga tidak bisa nahan," ungkap Greysia yang baru saja menikah awal bulan ini.
Saat Greysia fokus berlatih di Pelatnas Cipayung dan kembali ke asrama setelah menikah, ibunda Greysia sempat terpapar Covid-19.
Ditambah lagi, atlet kelahiran 11 Agustus 1987 ini harus kehilangan salah satu kakak kandungnya, Rickettsia Polii. Kedua alasan inilah penyebab tangis Greysia pecah usai memenangkan pertandingan kemarin.
"Sebenarnya baik-baik saja, tapi ya namanya sedang berduka dan keluarga semua di rumah di Jakarta sedang berjuang juga, melawan covid ini, semuanya diisolasi," lanjut dia.
"Senang bisa jadi juara di sini, tapi mixed feeling juga, karena ya masih harus terus berjuang dan memikirkan keluarga juga di rumah, memikirkan suami juga kasihan, habis nikah ditinggal belum boleh ketemu."
Gelar juara turnamen level Super 1000 ini menjadi kado pernikahan Greysia yang snagat istimewa.
Selain itu ia juga mempersembahkan gelar ini bagi keluarga dan kerabatnya yang tak henti mendukungnya.
"Aku dedikasi gelar juara ini buat keluarga aku yang sedang berjuang (melawan Covid-19)," kata Greysia.
Greysia Polii/Apriyani Rahayu telah memastikan diri lolos ke BWF World Tour Finals.