Memasuki gim kedua, Prannoy berbalik memegang kendali permainan.
Sementara Jonatan justru tampil tertekan dan tertinggal cepat hingga 3-8. Ia sempat hampir menyamakan kedudukan saat kedudukan 8-9.
Namun sejak itu performa Jonatan menurun, ia banyak melakukan kesalahan dan pengembalian bolanya mudah ditebak Prannoy. Jonatahn tertinggal 11-18.
Jonatan berhasil mempertipis jarak sampai 16-19, namun satu servis eror dan satu pengembalian yang membentur net membuat Jonatan kehilangah gim kedua, ia kalah 16-21.
Di gim ketiga, Jonatan langsung tancap gas, ia terus menekan Prannoy dan mampu unggul cepat 3-0 bahkan 7-4.
Sayangnya, ia mulai sering melakukan kesalahan sendiri dan kedudukan menjadi ketat bahkan Jonatan berbalik tertinggal 11-8.
Seusai break interval, Jonatan berusaha lebih berani. Ia tak henti memberikan smes dan pukulan silang ke arah Prannoy dan terus menekan sampai menyamakan kedudukan 11-11.
Sejak itu Jonatan mulai kembali menemukan ritme bermainnya, netting silangnya berulang kali membuat Prannoy memberikan pengembalian tanggung hingga Jonatan unggul 16-12.
Namun kedudukan kembali ketat saat Prannoy mendekat hingga memaksakan setting 20-20. Di sini Jonatan langsung mempercepat tempo permainan dan berhasil unggul 21-20.
Ada insiden saat Prannoy berusaha mengambil bola hasil smes Jonatan, ia mengalami dislokasi bahu kiri saat tangannya berrusaha menjaga keseimbangan ketika melakukan diving.
Kesempatan unggul match point tak bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Jonatan, ia justru melakukan kesalahan sendiri dan kalah 20-22.