Taufik menceritakan bagaimana gugupnya dia di laga final itu hingga membuat tangannya gemetar dan bertanya kepada pelatihnya.
"Bagaimana saya bisa mengatasi perasaan gugup ini? Saya tidak bisa bermain," ujar Taufik mengenang.
Namun, seiring berjalannya pertandingan, Shon gagal memanfaatkan sepenuhnya kelemahan lawannya dan Hidayat perlahan mulai mengumpulkan poin dan kembali ke permainan terbaiknya.
Baca Juga: Mirip Jonatan Christie, Tunggal Putra Nomor 1 Malaysia Terancam Tak Dikirim ke Tur Eropa
Ini adalah kali kedua Indonesia mengklaim gelar dari sektor tunggal putra sejak Alan Budikusuma memenangkan medali emas perdana saat bulu tangkis memulai debutnya di Barcelona 1992.
“Ketika saya berkomitmen untuk menjadi seorang atlet, saya mengesampingkan segalanya, keluarga dan teman-teman saya,” ucap Taufik.
Itu adalah bukti pengorbanan besar Taufik Hidayat dalam hidupnya sebagai atlet untuk menjadi pemain terbaik di dunia.
Baca Juga: Leo/Daniel Ungkap Alasan Tak Lagi Main Rangkap di Ganda Campuran
"Saya hanya fokus pada latihan dan turnamen, dan mendapatkan hasil yang bagus, Saya mengorbankan segalanya untuk negara saya," pungkasnya.