Kebijakan NHS (Otoritas Kesehatan) Inggris pun mengharuskan mereka menjalani karantina 10 hari, dan akibatnya tak bisa melanjutkan All England Open 2021.
Ya, meskipun tidak ada pemain Indonesia dan tim yang positif, kebijakan Negeri Ratu Elizabeth tetap menganggap mereka adalah 'close contact' dan berpotensi membawa Covid-19.
Padahal, para pemain sendiri sudah menghabiskan 4 hari di Inggris, Latihan dan gym pun sudah berada satu ruang bersama pemain lain dan tentu para ofisial BWF.
Permasalahannya, di sini BWF terkesan lepas tanggung jawab.
BWF selaku penyelenggara turnamen justru seakan pasrah dan mengaku tidak bisa berbuat banyak karena kebijakan itu dari Pemerintah Inggris.
Faktanya, para pemain Indonesia dan tim tidak pernah diberitahu tentang adanya kebijakan tersebut sejak awal.
Permasalahan ini menjadi berita besar di Indonesia, bahkan sampai ke Menpora, Menlu hingga Dubes RI.
Dubes RI sendiri dalam konferensi pers yang digelar Jumat (19/3/2021) malam WIB lalu, menyatakan kekecewaannya terhadap kinerja BWF.
Terutama dalam memperlakukan tim Indonesia seusai dipaksa mundur dari All England Open 2021.
"Kepada BWF, saya sampaikan, bahwa anda (BWF) tidak siap melaksanakan All England 2021 dalam kondisi pandemi," tutur Desra Percaya.