Find Us On Social Media :

2 Alasan Ini Jadi Tolok Ukur PBSI Degradasi Pemain Pelatnas Tahun Ini

Ni Ketut Mahadewi istarani/Tania Oktaviani Kusumah saat tampil pada babak kualifikasi Hong Kong Open 2019 di Hong Kong Coliseum, Hong Kong, Selasa (12/11/2019).

Fitriani merupakan jawara Thailand Masters 2019.

Tak heran banyak yang menyayangkan keputusan PBSI mendegradasi Fitriani pada tahun ini.

Pun demikian dengan Ni Ketut Mahadewi Istarani. Pemain ganda putri Indonesia itu termasuk pemain yang rajin mengejar bola kesana-kemari.

Baca Juga: Eks Pelatih Jepang Bongkar Kelemahan Putri KW saat Terjun di Orleans Masters 2021

Namun sayangnya, cedera di kedua lututnya yang tak kunjung sembuh membuat performa Ketut menurun.

PBSI pun membeberkan alasan mereka tidak lagi memanggil beberapa pemain itu, atau mendegradasi mereka.

Ada 2 tolok ukur yang dipertimbangkan PBSI, yakni kemampuan bersaing dan sifat selama berada di pelatnas.

Baca Juga: Jadi Korban Kekejaman Degradasi PBSI, Ni Ketut Mahadewi Curhat di Instagram

"Untuk yang tidak dipanggil lagi, ada beberapa pertimbangan yang diambil. Seperti ketidakmampuan bersaing hingga attitude di pelatnas," tutur Kabid Binpred PBSI, Rionny Mainaky dikutip dari Badminton Indonesia.

Jika Ketut mengalami masalah cedera di kedua lututnya, Fitriani rupanya juga dalam pemulihan cedera.

Sejak pertengahan tahun lalu, pemain jebolan PB Exist itu mengalami cedera di telapak tangan kirinya.

Sementara itu Tania Oktaviani Kusumah yang juga sudah bukan terhitung pemain pelatnas mulai tahun ini, sempat dihukum skors pada tahun lalu oleh PBSI.