SportFEAT.COM - Legenda bulu tangkis Malaysia, Lee Chong Wei, mendukung wacana perubahan sistem skor menjadi 5×11.
Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) telah mengajukan format perubahan skor kepada Federasi Badminton Dunia (BWF).
Format baru yang diajukan PBSI adalah perubahan skor 5×11 untuk menggantikan sistem lawas yakni 3×21.
Wacana perubahan skor anyar ini mendapat juga mendapat dukungan dari Federasi Badminton Maladewa serta Badminton Asia.
Baca Juga: Perubahan Format Skor Jadi 5X11 Bikin Lee Zii Jia Lebih Garang
Selain dari federasi, sistem perubahan skor 5×11 ternyata juga mendapat sokongan dari mantan pebulu tangkis.
Salah satunya datang dari legenda bulu tangkis Malaysia, Lee Chong Wei.
Mantan pemain tunggal putra nomor satu dunia itu menyebut perubahan sistem baru ini cukup menguntungkan bagi pemain yang telah berumur.
Ia bahkan masih bisa tampil kembali ke dunia profesional jika BWF menyetujui wacana perubahan skor 5×11.
"Sistem penilaian baru dapat mengurangi waktu rata-rata pertandingan. Ini dapat membantu memperpanjang karier saya,” kata Lee Chong Wei.
“Saya telah mencoba sistem penilaian percobaan sebelumnya.
"Saya merasa bahwa mereka yang dapat menyesuaikan diri di lapangan lebih cepat akan mendapatkan keuntungan dari sistem yang baru itu,” imbuhnya.
Baca Juga: Terkuak! Ternyata Ini Alasan PBSI Batalkan Indonesia Masters 2021
Namun pendapat berbeda dilontarkan oleh legenda bulu tangkis China, Lin Dan.
Mantan juara dunia tersebut justru menolak wacana yang diajukan PBSI soal format anyar perubahan skor.
Lin Dan menilai tidak ada alasan cukup kuat untuk mengganti sistem 3×21 menjadi 5×11.
"Menurut saya, membuat perubahan seperti ini tidak baik untuk permainan," ungkap Lin Dan, seperti dikutip SportFeat.com dari 360badminton.com
"Tidak ada yang salah dengan sistem (3x21) saat ini,” timpal pria berusia 38 tahun tersebut.
Di sisi lain, wacana perubahan skor menjadi 5×11 sebenarnya bukanlah hal yang baru.
Dua tahun lalu tepatnya pada 2018, BWF sempat mengajukan format baru tersebut.
Namun banyak pihak termasuk Indonesia menolak rencana tersebut.
Indonesia menolak karena pada saat itu BWF dinilai terlalu cepat dan faktor persiapan yang mepet.
Baca Juga: Indonesia Lewat, Ganda Putri Masa Depan Malaysia Diminta Waspadai 3 Negara Ini
"Itu karena saat itu BWF mau mengubah format secepat mungkin. Hanya ada tiga atau empat uji coba di turnamen kecil, lalu langsung diterapkan," kata Kepala Bidang Luar Negeri PBSI, Bambang Roediyanto.
“Padahal saat itu kualifikasi Olimpiade 2020 akan dimulai. Bila menggunakan format baru, para pemain tidak punya banyak waktu untuk beradaptasi."