Tidak berhenti di situ, Fadia/Ribka kembali membuat kejutan saat tampil di ajang Indonesia Masters 2019 yang digelar di Malang.
Mereka berhasil menjadi juara turnamen Super 100 itu melalui perjuangan epik.
Fadia/Ribka keluar sebagai juara Indonesia Masters 2019 setelah mereka berhasil mengalahkan unggulan Jepang dan China sekaligus.
Baca Juga: Valentino Rossi Remuk, Ayahnya Curiga Ada Sesuatu yang Salah di Petronas Yamaha
Fadia/Ribka sukses mengalahkan Nami Matsuyama/Chiharu Shida di perempat final, dan menundukkan Li Wen Mei/Zheng Yu pada babak semifinal. Semuanya dalam pertandingan 2 gim langsung.
Setelah performa apiknya di musim 2019, perlahan Fadia/Ribka justru menurun.
Bahkan di turnamen leg Asia di Thailand, Januari 2021 kemarin, Fadia/Ribka kalah straight game dari pasangan Prancis, Emilie Lefel/Anne Tran.
Baca Juga: Eng Hian Sudah Siapkan Nama Pasangan Baru Apriyani Rahayu Jika Greysia Polii Pensiun
Melihat situasi itu, Eng Hian selaku pelatih ganda putra pelatnas PBSI mengatakan bahwa ternyata Fadia/Ribka masih mengalami banyak kendala.
"Evaluasi performa Fadia/Ribka itu masih banyak sekali, terutama soal strenght endurance (kekuatan ketahanan) mereka," kata Eng Hian dalam wawancara Ngobrol Bareng Eng Hian via PBSI.
"Saat turnamen di Malang, shuttlecock mendukung permainan mereka, karena cukup kencang. Kondisi lapangan juga berangin. Jadi dapat bermain sesuai pola mereka."
"Sedangkan di Thailand, lapangannya cukup besar, angin sedikit, shuttlecock berat. Dan itu membuat pola mereka tidak terbentuk," katanya lagi.