SportFEAT.COM - Mantan ganda putra Indonesia, Eng Hian, angkat suara terkait perubahan format skor anyar 5×11 yang dicanangkan PBSI.
Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), membuat gempar dunia olahraga tepok bulu.
Hak itu tak terlepas dari keputusan PBSI yang mengusulkan perubahan format skor baru dari 3×21 menjadi 5×11.
Wacana yang diusulkan PBSI ini ternyata mendapat dukungan dari Federasi Badminton Maladewa dan Badminton Asia.
Baca Juga: Eks Pasangan Kevin Sanjaya Beberkan Tips Nyetel dengan Pasangan Baru di Sektor Ganda
Rencananya, usulan tersebut akan dimasukkan dalam agenda Rapat Umum Tahunan BWF ke-82 pada 22 Mei 2021 mendatang.
Rencana perubahan format skor yang diajukan PBSI ini ternyata mendapat respon beragam dari aktivitis dari dunia bulu tangkis.
Salah satunya datang dari pelatih kepala ganda putri Indonesia, Eng Hian.
Mantan pemain ganda putra Indonesia itu tidak menolak wacana yang diusulkan PBSI.
Eng Hian juga mengatakan format skor 5×11 adalah sesuatu yang baru di dunia bulu tangkis.
"Tentunya ini suatu yang baru, tapi pada dasarnya nggak ada masalah buat ganda putri," kata Eng Hian.
"Hanya memang semua perubahan itu perlu adaptasi. Menurut saya, untuk ganda putri Indonesia tidak akan jadi masalah.
"Tapi akan jadi masalah kalau formatnya berubah 5x60. Ha ha ha,” lanjutnya, seperti dikutip dari Djarumbadminton.com.
Baca Juga: Juara All England Open 2021 Lee Zii Jia Belum Terima Vaksin, Positif Covid-19?
Pria yang akrab disapa Didi itu menambahkan format perubahan skor baru memberikan dampak positif bagi pemain Tanah Air.
“Kalau pendapat saya pribadi, semakin pendek (durasi), semakin baik untuk pemain Indonesia,” ujar Eng Hian lagi.
Penilaian Eng Hian itu cukup masuk, sebab menurutnya pemain ganda putri Tanah Air mempunyai kualitas lebih baik ketimbang negara lain.
Namun yang menjadi masalah bagi Greysia Polii dan kolega adalah lemahnya fisik dan kekuatan tubuh.
"Kalau ganda putri itu, pemain indonesia punya skill yang lebih dari negara lain. Semakin pendek (durasi), tidak terlalu membutuhkan endurance," ujar pria asal Solo tersebut.
"Karena pada dasarkan pemain kita endurance-nya agak lemah. Jadi semestinya ada keuntungan lebih untuk pemain Indonesia (andai format poinnya berubah),” tutupnya.