Ketiga sosok di atas dalam posisi petahana dan kemungkinan besar akan dipilih kembali tanpa lawan.
Artinya, keberlanjutan jabatan dan kekuasaan mereka di puncak kepemimpinan BWF akan terus berlanjut.
Khusus bagi Poul-Erik Hoyer, ini akan menjadi jabatan Presiden BWF untuk ketiga kalinya dalam kariernya.
Baca Juga: Berat Badan Berlebih, Praveen Jordan Dapat Servis Khusus dari Ahli Gizi PBSI
Mantan tunggal putra Denmark itu sudah menjabat Presiden BWF sejak tahun 2013.
Setelah pensiun, peraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996 itu sudah lalu lalang di dunia kepemimpinan organisasi bulu tangkis.
Tercatat Poul-Erik pernah menjabat sebagai Presiden Badminton Europe pada 2007 dan sempat dinominasikan sebagai wakil Ketua Bulu Tangkis Denmark.
Belakangan ini nama Poul-Erik Hoyer Larsen menjadi sorotan akibat insiden tim Indonesia dipaksa mundur dari All England Open 2021.
Kasus tersebut sedikit mencoreng masa kepemimpinan Poul-Erik Hoyer selama menjabat sebagai Presiden BWF.
Pasalnya, sejauh ini Poul-Erik tergolong menjadi presiden BWF yang bersih dan bebas dari beragam skandal serta berhasil menyelamatkan wajah bulu tangkis dunia, dari para pendahulunya.