Masih teringat jelas kala itu Quartararo cuma bisa pasrah disalip lawan-lawannya meski ia berusaha menancapkan gas sekencang mungkin.
Dari posisi pertama, Quartararo terlempar ke luar 10 besar dan berkahir finis di peringkat ke-13.
"Sungguh mengerikan rasanya ketika Anda tahu bahwa Anda bisa memenangkan gelar tetapi Anda tidak punya kekuatan lagi," ungkap Quartararo.
Baca Juga: Malaysia Open 2021 Ditunda, Olimpiade Tokyo 2020 di Ambang Pembatalan
"Anda tidak bisa melakukan apa-apa dan yang membuat lebih ngenes itu bukan karena masalah teknis pada motor, tetapi karena fisik," kenangnya.
Meski demikian, kegagalan itu tidak menular ke kondisi psikologis Quartararo.
Di Le Mans, ia bertekad memberikan hasil terbaik setelah pada musim lalu ia gagal meraih podium di hadapan publik sendiri.
Baca Juga: Fabio Quartararo Satu-satunya Pembalap Yamaha yang Sukses Maksimalkan Kelebihan M1
"Yang pasti saya semakin termotivasi dan siap bertarung untuk MotoGP Prancis saya!" ucapnya.
"Saya belajar banyak, inilah salah satu kekuatan saya. Tahun ini saya merasa lebih kuat."