Find Us On Social Media :

Benci Jadi Cinta ala Si Bocah Ajaib Pedro Acosta di Moto3 2021

Pedro Acosta tercatat sudah mengoleksi 70 poin sejauh ini berkat naik podium kedua dan dua kali kemenangan

SportFEAT.com - Si bocah ajaib Pedro Acosta mengungkap fakta cukup mengejutkan bahwa kariernya di Moto3 2021 justru diawali kebencian.

Pembalap Moto3 Pedro Acosta berhasil mencuri perhatian pada musim MotoGP 2021 ini.

Di tahun debutnya, Pedro Acosta sukses meraih 3 gelar juara dari 4 seri balapan Moto3 2021 yang sudah digelar.

Satu seri lagi diraihnya dengan hasil podium runner-up.

Baca Juga: Debut Fenomenal, Kebiasaan Ini Bantu Si Bocah Ajaib Meroket di Moto3 2021

Satu dari gelar juaranya, yakni Moto3 Doha 2021, diraih dengan hasil fenomenal. Sebab ia berhasil jadi juara setelah start dari pitlane.

Pedro Acotsa menjadi pembalap pertama yang mampu mengukir prestasi tersebut dalam sejarah Moto3.

Berkat prestasinya seoanjang musim ini, ia mampu melesat ke puncak klasemen Moto3 2021 dan difavoritkan jadi juara dunia musim ini.

Pencapaian itu semakin istimewa mengingat usia Pedro Acosta masih sangat muda, 16 tahun.

Namun siapa sangka, di balik kesuksesan manis ini, Acosta ternyata menyimpan cerita mengejutkan.

Dalam wawancara terbarunya, Pedro Acosta mengungkap bahwa ia sebenarnya justru benci dengan motor dan segala hal yang berhubungan dengan itu.

Baca Juga: MotoGP Prancis 2021 - Marc Marquez Rindu Kekuatannya yang Hilang

"Saya sebenarnya tidak suka sama sekali dengan motor," ucap Acosta dikutip Sportfeat dari Paddock-GP.

Namun seiring berjalannya waktu, kebencian itu perlahan justru mengantarkannya pada kecintaan dunia balap motor.

Sang ayah yang bekerja sebagai nelayan dari Mazarron adalah penggemar berat Kevin Schwantz, yang sampai memiliki motor Suzuki dengan livery mirip dengan milik legenda MotoGP itu lengkap dengan corak Pepsi.

Baca Juga: Hasil FP1 MotoGP Prancis 2021 - Ducati Merajai Le Mans, Yamaha Jeblok

Ayah Acosta menularkan passion balapan itu kepadanya hingga memasukkannya ke sebuah sekolah balap.

"Sebenarnya saya tidak suka motor, tapi kemudian saya masuk ke sekolah balap dan setelah itu saya merasakan sesuatu yang belum pernah saya rasakan, saya terpikat (dengan balapan)," tandas Acosta.

"Ayah saya yang membuat saya menyukai balapan ini, dan kenangan paling membekas adalah ketika saya menonton video balapan Kevin Schwantz, Mick Doohan, serta Wayne Rainey," katanya.

Mungkin berkat pengaruh para pembalap era GP 500 inilah Acosta pun punya gaya balap old school yang sudah banyak ditinggalkan para pembalap muda.

Sebagai informasi, gaya balapan old school cenderung digunakan pembalap di era 1980 sampai 1990an.

Gaya balapan ini menunjukkan posisi motor yang lebih miring daripada posisi badan pembalap.

Pembalap juga terkesan lebih terlihat mendekap motor dan menekan ban depan motor agar mendapatkan traksi atau grip maksimal.

Baca Juga: Satu Hambatan yang Bisa Hancurkan Angan Yamaha di MotoGP Prancis 2021

Acosta kini masih mengejar ambisinya untuk terus mencetak hasil bagus di Moto3 2021.

Di Moto3 Prancis 2021 akhir pekan ini, Acosta akan kembali menunjukkan aksinya.

Namun tantangannya kali ini akan lebih besar, sebab Moto3 Prancis di Sirkuit Le Mans besar kemungkinan akan jadi balapan trek basah pertama musim ini.