SportFEAT.com - Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti mengungkap momen titik balik karier mereka hingga meroket jadi ganda campuran elite dunia sekarang.
Ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti kini menjadi salah satu andalan di setiap turnamen bulu tangkis.
Praveen/Melati bertengger di peringkat empat dunia dan menjadi ganda campuran Indonesia terbaik saat ini.
Berbagai gelar juara bergengsi telah mereka menangkan.
Gelar BWF World Tour, All England Open hingga medali emas SEA Games pun sudah dikantongi mereka.
Baca Juga: Spain Masters 2021 - Persiapan Leo/Daniel Pikul Target Tinggi dari Pelatih
Jauh sebelum meraih kesuksesan seperti sekarang, Praveen/Melati sempat berada dalam situasi sulit.
Sejak dipasangkan pada 2018, mereka sempat berulang kali hanya mencapai gelar runner-up di berbagai final yang mereka pijak.
Julukan spesialis runner-up pun hampir disematkan pada mereka.
Namun akhirnya Praveen/Melati menemukan titik balik comeback mereka sebagai ganda campuran yang layak disegani.
Titik tersebut ada pada saat mereka sukses menggondol gelar juara Denmark Open 2019, di mana mereka membuat kejutan besar dengan menumbangkan Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping asal China.
Baca Juga: Lebaran Tanpa Mudik, Wakil Indonesia Siap Bayar Kepercayaan di Spain Masters 2021
"Bayangkan dalam satu tahun masuk empat kali final tapi runner up terus,” kata Melati dalam wawancara bersama Liliyana Natsir di kanal Youtube PB Djarum, dikutip Sportfeat dari Antara."Kami comeback-nya di sana (Denmark Open 2019). Setelah itu, Paris terus ke final super series, SEA Games. Kami sudah dapat pedenya, lalu All England 2020,” sahut Praveen.
Denmark Open 2019 menjadi titik balik karier Praveen dan Melati dengan momen istimewa.
Turnamen BWF World Tour Super 750 itu menjadi ajang pembuktian Praveen, yang kala itu sempat mendapat SP (Surat Peringatan) dari PBSI.
Tidak cuma itu, Melati pada saat itu juga terserang flu dan sempat demam hingga pusing.
"Paling berkesan ya di Denmark. Karena sebelum berangkat tahu sendiri saya mendapat SP 2, surat cinta dari PBSI," ucap Praveen mengenang.
"Sampai sana juga Melati sakit, tenggorokannya."gatal, flu, demam, pusing. Padahal kami main sore.""Siangnya sakit menjenguk dia ke kamarnya. Saya tanya ‘Mel bisa main enggak? Dia jawab ‘lihat nanti deh.’ Akhirnya ya sudah main saja sampai akhirnya juara," kata Praveen lagi.
Setelah memenangi Denmark Open 2021, Praveen/Melati masih meneruskan momen epik mereka hingga sukses menjuarai French Open 2019 yang digelar di pekan selanjutnya.
Di final French Open 2019 pun mereka kembali membuat kejutan besar karena berhasil mengalahkan Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong.
Sejak saat itu Praveen/Melati mulai terus menanjak hingga mampu menyabet medali emas SEA Games 2019 serta juara All England Open 2020.