Find Us On Social Media :

Hikmah Besar Wakil Indonesia Berguguran di Simulasi Olimpiade Tokyo 2020

Ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti saat latihan di Arena Birmingham, Inggris untuk persiapan All England Open 2021.

SportFEAT.com - Sekretaris Jenderal PBSI mengungkap hikmah besar dengan kekalahan beberapa wakil Indonesia pada ajang Simulasi Olimpiade Tokyo 2020.

Lebih banyaknya wakil Indonesia yang lolos Olimpiade Tokyo 2020 dan kalah saat menjalani simulasi PBSI menuai rasa khawatir.

Dari tujuh wakil Indonesia yang akan berangkat ke Tokyo, empat diantaranya menelan kekalahan pada Simulasi Olimpiade Tokyo 2020 yang digelar PBSI pada pekan lalu.

Bahkan diantara empat wakil itu ada yang kalah dengan skor telak.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Punya Bekal Ini, PV Sindhu Jadi Pewaris Takhta Carolina Marin

Keempat wakil yang kalah menjalani simulasi Olimpiade Tokyo 2020 adalah Anthony Sinisuka Ginting, Gregoria Mariska Tunjung, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.

Sementara itu, kemenangan yang diraih tiga wakil lainnya juga tidak bisa membuat publik Tanah Air bernapas lega.

Pasalnya, mereka memenangi laga dengan cukup alot dan ada yang harus sampai menjalani laga sengit tiga gim.

Sebagai informasi, lawan-lawan yang jadi tandingan para wakil Indonesia di Simulasi Olimpiade Tokyo 2020 adalah rekan satu pelatnas sendiri dan beberapa pemain junior.

Tak ayal, banyaknya wakil yang menelan kekalahan cukup membuat publik ketar-ketir.

Kendati demikian, Sekretaris Jenderal PBSI, Muhammad Fadil Imran tidak mempesoalkan kekalahan para wakil tersebut.

Baca Juga: Legenda Bulu Tangkis China Ungkap Senjata Rahasia Markis Kido, Punya Pukulan Bak Meriam

Menurut Fadil, yang ikut hadir pada hari kedua simulasi, kekalahan yang terjadi justru menjadi hal yang bagus.

Hikmahnya, dengan kekalahan tersebut, para pemain dan pelatih bisa mengetahui bagian mana saja kelemahan pemain dan apa yang harus dilakukan guna evaluasi.

"Justru dari hasil simulasi ini para pelatih bisa melakukan evaluasi dan koreksi, untuk melihat faktor-faktor apa yang kurang dan yang membuat pemain Olimpiade malah kalah di simulasi ini," tutur Fadil dikutip Sportfeat dari Badminton Indonesia.

"Di waktu yang tersisa, pelatih bisa memoles agar pemain bisa lebih siap lagi," tandasnya.

Baca Juga: MotoGP Jerman 2021 - Danilo Petrucci Meradang Sampai Tak Sudi Bicara Lagi dengan Rekan Setimnya

Salah satu wakil yang kalah mengejutkan adalah Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Mereka kalah dua gim langsung dari junior mereka, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari.

Seusai laga, ternyata diketahui bahwa Praveen sempat mengalami cedera kaki. Tetapi beruntung tidak terlalu parah, namun ia memang tidak mau memaksakan diri saat simulasi berjalan.

Terlepas dari itu, sebagian besar para wakil Indonesia yang akan berangkat ke Tokyo mengeluhkan kurangnya pemanasan dan feel bertanding akibat sudah lama tidak mengikuti turnamen internasional akibat pandemi Covid-19.

Namun mereka juga menyadari bahwa hal itu tidak bisa dijadikan alasan dan mereka bertekad untuk segera mengevaluasi jelang keberangkatan ke Jepang.

Tim Indonesia sendiri akan segera merampungkan program latihan tersisa dalam 2 minggu ke depan sebelum bertolak ke Kumamoto, Jepang pada 8 Juli 2021 untuk menjalani pemusatan latihan dan aklimatisasi.

Adapun Olimpiade Tokyo 2020 sendiri bergulir pada 23 Juli - 8 Agustus, di mana cabor bulu tangkis akan dimainkan pada 24 Juli - 2 Agustus 2021.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Cara Marcus/Kevin Meredam Beban Ditarget Medali Emas