SportFEAT.COM - Pebulu tangkis yang mewakili pengungsi Aram Mahmoud, angkat suara setelah melakoni debut perdana di Olimpiade Tokyo 2020.
Aram Mahmoud baru saja mencetak sejarah di Olimpiade Tokyo 2020.
Ia menjadi pebulu tangkis pertama yang bertanding dengan mewakili komunitas pengungsi dunia.
Sayangnya laga debut Aram Mahmoud berakhir tragis setelah ditumbangkan oleh tunggal putra andalan Indonesia Jonatan Christie.
Bermain di Musashino Forest Sport Plaza, Sabtu (24/7/2021), Jonatan Christie menang dua gim langsung 20-8, 21-14.
Namun demikian, Aram Mahmoud merasa bangga bisa bertanding di turnamen sebesar Olimpiade Tokyo 2020.
Pemain berusia 24 tahun itu bahkan mengaku sudah menyiapkan hadiah khusus untuk keluarganya yakni mengirimkan foto dan video pertandingan.
"Mereka masih di Suriah, tapi mereka masih mendukung saya dan mereka sangat senang saya di sini (Olimpiade)," kata Aram Mahmoud, dikutip Sportfeat dari BWF.
"Saya tidak tahu apakah mereka menonton pertandingan (tadi), karena saya pikir itu di TV berbayar.
"Tapi saya akan mengirimi mereka beberapa gambar dan video untuk ditonton nanti,” timpal Aram Mahmoud.
Pemain kelahiran Suriah itu kemudian menceritakan bahwa sebenarnya kakaknya sempat mengirim pesan sebelum laga melawan Jonatan Christie.
Baca Juga: Jadwal Olimpiade Tokyo 2020 - Anthony Ginting Tanding, Praveen/Melati Wajib Waspadai Duo Denmark
Namun Aram Mahnoud urung membalas lantaran harus melakukan pemanasan.
"Kakak perempuan saya mengirimi pesan sebelum pertandingan. Saya sempat membalasnya karena harus melakukan pemanasan," ujar Aram.
"Dia juga sangat senang saya ada di sini. Saya mewakili saya dan saya mewakili keluarga saya,” tandas pemain yang kini bermukim di Belanda tersebut.
Lebih jauh lagi, Aram Mahmoud juga mengenang perjalanan panjang nan berlaku hingga bisa sampai sekarang tampil di Olimpiade Tokyo 2020.
Ia mengatakan bahwa dirinya sempat kesulitan mencari tempat latihan karena beberapa hal.
“Itu agak sulit. Saya berhasil pergi dan berada di tempat yang aman di Belanda. Saya sangat senang bisa berlatih dan belajar. Ini luar biasa," ujar Aram lagi.
"Itu (Olimpiade) telah menjadi mimpi sepanjang hidup saya. Sangat luar biasa berada di sini dan saya sangat bangga bisa mewakili semua pengungsi di seluruh dunia.
“Persiapan saya untuk ke Olimpiade bagus. Saya sudah berlatih di Denmark. Agak sulit karena banyak tempat berlatih ditutup," lanjut dia.
"Tapi dalam enam bulan terakhir saya berhasil untuk mendapat tempat latihan di Denmark. Ada banyak pemain dan pelatih bagus di sana," tutup Aram Mahmoud.